Jakarta (ANTARA) -
Josua menuturkan pertumbuhan terutama didorong oleh sektor jasa, sementara penurunan di sektor manufaktur meningkat.
Pertumbuhan sektor jasa tetap kuat, meskipun sedikit melambat karena S&P Global Services PMI turun ke 55,4 dari 55,7, sementara kontraksi sektor manufaktur memburuk dengan S&P Global Manufacturing PMI di 47,0, turun dari 47,9.
Selain itu, probabilitas penurunan suku bunga kebijakan bank sentral AS atau The Fed, Fed Funds Rate (FFR), sebesar 50 basis poin (bps) pada November 2024 cenderung menurun setelah rilis data tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat di tengah PMI AS yang lebih lemah