Jakarta (ANTARA) -
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa, diperkirakan melemah dipengaruhi data perekonomian China yang kurang baik.
Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah menanjak 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp15.190 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.206 per dolar AS.
"Rupiah hari ini diperkirakan melemah dipengaruhi data perekonomian China yang kurang bagus di tengah rencana The Fed untuk kembali cut rate sampai dengan di sisa akhir tahun ini," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia menuturkan data pertumbuhan ekonomi China diproyeksikan sulit mencapai 5 persen pada 2024. Sementara, China adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia.
Dari dalam negeri, sentimen yang berkembang terkait dengan defisit anggaran pemerintah yang terus melanjutkan tren peningkatan.
Rully memproyeksikan nilai tukar rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp15.200 per dolar AS sampai dengan Rp15.280 per dolar AS.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa defisit APBN hingga Agustus 2024 mencapai Rp153,7 triliun, atau sebesar 0,68 persen dari PDB.
Dari dalam negeri, sentimen yang berkembang terkait dengan defisit anggaran pemerintah yang terus melanjutkan tren peningkatan.
Rully memproyeksikan nilai tukar rupiah hari ini bergerak di kisaran Rp15.200 per dolar AS sampai dengan Rp15.280 per dolar AS.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mencatat bahwa defisit APBN hingga Agustus 2024 mencapai Rp153,7 triliun, atau sebesar 0,68 persen dari PDB.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah diperkirakan melemah karena data perekonomian China kurang baik