Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Jakarta dr. Winnugroho Wiratman, Sp.S, Ph.D., menyampaikan gejala penyakit neuropati atau kerusakan pada saraf dan kiat untuk menanganinya.
Neuropati adalah gangguan atau kerusakan pada jaringan saraf yang ditandai dengan gejala seperti kebas, kesemutan, sensasi terbakar, atau rasa ditusuk jarum.
Winnugroho saat sebuah acara kesehatan di Jakarta, Minggu, mengatakan gejala paling berat dari neuropati adalah kelumpuhan yang bisa terjadi jika kerusakan saraf berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
"Kalau sudah makin lama kelumpuhan bisa terjadi dan itu yang paling berat," kata Winnugroho.
Bila tidak dideteksi lebih awal maka neuropati bisa menyebabkan gangguan otonom pada tubuh seperti gangguan irama jantung atau keringat berlebihan.
Kerusakan saraf yang berujung kepada neuropati disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya luka eksternal, peradangan, trauma pasca operasi, merokok, diabetes, konsumsi minuman beralkohol, kemoterapi, kekurangan nutrisi/vitamin, faktor genetik, hingga saraf terjepit karena terlalu sering menggunakan gawai atau berkendara.
Winnugroho menyebutkan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah neuropati yaitu melakukan kontrol dan manajemen penyakit kronis dengan baik, mengonsumsi diet yang bergizi, olahraga rutin, serta menjauhi rokok dan minuman beralkohol.
Jika gejala kesemutan, kebas, dan nyeri pada saraf muncul secara tiba-tiba, dalam jangka waktu yang lama, dan bertambah parah, Winnugroho menganjurkan untuk segera periksa dan berobat ke dokter.