Tempe juga mengandung senyawa bioaktif, seperti isoflavonoid dan fitokimia, yang mempengaruhi regulasi hormon yang terlibat dalam nafsu makan, membantu mengurangi keinginan untuk makan berlebihan.
Dalam pengendalian obesitas, tempe merupakan pilihan yang baik dengan manfaat kesehatan yang ditawarkannya dalam menjaga berat badan yang sehat dan mencegah risiko obesitas.
Limitasi
Terapi tempe umumnya dianggap aman untuk dikonsumsi, tetapi perlu diperhatikan potensi efek samping dan perhatian dari aspek keamanan pangan lainnya.
Alergi terhadap kacang kedelai, interaksi dengan obat-obatan, dan kualitas tempe yang dikonsumsi adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan.
Konsultasikan dengan profesional medis atau ahli gizi jika ada kekhawatiran atau pertanyaan terkait penggunaan tempe sebagai terapi. Dengan perhatian dan pemilihan yang tepat, terapi tempe dapat digunakan dengan aman dan efektif untuk memperoleh manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh tempe.
* Dokter Dito Anurogo, M.Sc., kandidat doktor dari Taipei Medical University Taiwan, dosen tetap FKIK Unismuh Makassar, penyuka tempe, penulis puluhan buku salah satunya “Ensiklopedia Penyakit dan Gangguan Kesehatan”, reviewer jurnal internasional, wakil ketua Komisi Kesehatan Ditlitka PPI Dunia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Terapi Tempe