Penelitian lain pada anak-anak menunjukkan bahwa tempe membantu pemulihan gejala diare, seperti frekuensi buang air besar yang berlebihan dan konsistensi tinja yang encer.
Selain itu, tempe mengandung probiotik yang dapat mengembalikan keseimbangan mikrobiota usus yang terganggu akibat diare.
Meskipun tempe memiliki potensi sebagai antidiare, pengobatan yang tepat perlu disesuaikan dengan penyebab diare yang spesifik, dan konsultasi dengan dokter tetap diperlukan dalam kasus yang serius atau persisten.
Antidiabetes
Tempe memiliki potensi terapi yang menjanjikan dalam pengobatan penyakit modern, terutama dalam pengelolaan diabetes.
Ada beberapa faktor yang membuat tempe menjadi pilihan yang baik untuk penderita diabetes.
Pertama, tempe dan isoflavonoid yang terkandung di dalamnya telah terbukti memiliki efek hipoglikemik, yaitu menurunkan kadar gula darah. Isoflavonoid, seperti genistein dan daidzein, membantu dalam regulasi gula darah dan meningkatkan metabolisme karbohidrat. Hal ini dapat membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes.
Selain itu, tempe juga memiliki mekanisme kerja yang meningkatkan sensitivitas insulin. Sensitivitas insulin yang tinggi membantu tubuh menggunakan glukosa dengan lebih efektif, mengurangi risiko peningkatan kadar gula darah. Konsumsi tempe secara teratur dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada penderita diabetes.