Dengan diresmikannya pemerintahan Seyed Ebrahim Raisi di Iran pada Agustus 2021, kebijakan luar negeri hybrid dikedepankan oleh elemen negara di bidang hubungan luar negeri Iran.
Pendekatan ini merupakan kombinasi dari beragam pendekatan kebijakan luar negeri masa lalu dan periode saat ini dan didasarkan pada prinsip-prinsip, seperti realisme, prioritas negara, koherensi dan koordinasi, keseimbangan, dinamisme dan penekanan pada kreativitas dan inovasi dalam menempatkan strategi "kebijakan luar negeri yang seimbang, cerdas, dan dinamis".
Hal pertama yang ditekankan oleh strategi ini adalah “keseimbangan” yang berarti menjalin hubungan dengan berbagai aktor (negara) yang berbeda terlepas dari polarisasi umum di berbagai bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan-teknologi, budaya, pertahanan, keamanan, dan lain-lain.
Menurut sudut pandang presiden Iran, keseimbangan dalam kebijakan luar negeri berarti hubungan yang seimbang harus dibangun dengan semua negara di lima benua dunia dengan menghormati kemerdekaan dan keutuhan wilayah satu sama lain.
Dikarenakan kebijakan luar negeri yang sukses di dunia hanyalah politik luar negeri yang seimbang.
Hal penting lain dalam politik luar negeri Iran adalah "kecerdasan" yang berarti, selain memahami dengan benar tujuan dan motif pihak lain, dalam interaksi yang konstruktif dengan mereka, juga menyesuaikan metode dan strategi Iran secara cerdas dan bijaksana.
Kemudian, dalam kesepakatan apa pun, selalu mempertimbangkan kepentingan nasional jangka pendek, menengah, dan panjang.
Kecerdasan yang dimaksud memungkinkan kebijakan luar negeri untuk menghindari stagnasi dan melakukan penyesuaian serta memodifikasi pendekatannya sesuai dengan perkembangan dan tindakan aktor lain.
Telaah - Diplomasi Iran: seimbang, cerdas, dan dinamis
Kamis, 18 Mei 2023 18:16 WIB