Bandung (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat telah menggelar Operasi Pasar Murah Bersubsidi (Opadi) di 26 kabupaten/kota yang dialokasikan untuk 125 ribu rumah tangga miskin (RTM).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Barat Noneng Komara Nengsih, Jumat, di Bandung, mengatakan mulai mengawali Opadi perdana di Kota Depok pada awal pekan ini dengan target 4000 paket diserap warga Kota Depok.
"Lalu berlanjut ke daerah lain seperti Kota Cimahi, Kabupaten Purwakarta, Bogor, Kabupaten Karawang serta daerah lain," kata Noneng.
Baca juga: Cianjur gelar pasar murah sembako tekan kenaikan harga
Noneng menuturkan sesuai instruksi dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Opadi digelar dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023 M, yang sangat mengganggu daya beli masyarakat terutama bagi masyarakat yang kurang mampu.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat pada tahun anggaran 2023 ini menyiapkan anggaran sebesar Rp10 miliar yang sasarannya adalah rumah tangga miskin di Jawa Barat.
"Dan kami berterima kasih pada pemerintah daerah yang mendukung mulai dari inventarisasi penetapan sasaran rumah tangga miskin sampai pelaksanaan operasi pasar murah," katanya.
Noneng merinci komoditas kebutuhan pokok yang disubsidi dalam operasi pasar murah kebutuhan pokok ini ialah beras premium dengan besaran subsidi Rp34.750/5kg, kemudian minyak goreng kemasan ber-SNI dengan besaran subsidi Rp19.700/2 liter.
Kemudian gula kristal putih bukan rafinasi kemasan ber-SNI dengan besaran subsidi Rp14.400/2 kg dan tepung terigu kemasan ber-SNI dengan besaran subsidi Rp10.800/2 kg.
Selain itu, pihaknya mencatat dalam Opadi tersedia bahan pokok dalam satu paket dengan alokasi 125.549 RTM di 26 kabupaten/kota.
"Penetapan besaran subsidi untuk masing-masing komoditi ini adalah didasarkan kepada hasil kajian dari Lembaga Kajian Pangan Berkelanjutan Universitas Padjajaran," katanya.