Yogyakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) meyakini penutupan tiga bank di Amerika Serikat (AS), di antaranya Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, serta Signature Bank tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi perbankan di Tanah Air.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi Moneter BI Firman Mochtar dalam acara Pelatihan Wartawan di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, Senin, menyampaikan BI bersama tiga anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) lain, yaitu Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus melakukan komunikasi ke pemangku kepentingan lain untuk menjaga ekspektasi keberlangsungan pasar keuangan domestik.
“BI menjaga ekspektasi, ekspektasi dibangun atas kredibilitas. Kalau kredibilitas terbangun, maka ekspektasi akan terjaga dengan baik. Tentunya support membangun ekspektasi adalah komunikasi, makanya kalau Anda lihat otoritas langsung menyampaikan komunikasi untuk membangun ekspektasi,” ujar Firman.
Dia melanjutkan, BI juga melakukan stress test untuk melihat sejauh mana kekuatan sektor perbankan, dengan melihat sisi portofolio, liabilitas, serta aset yang dipengaruhi oleh indikator ekonomi makro.
Selain itu, BI juga melakukan mitigasi terhadap perilaku para pelaku pasar keuangan domestik setelah penutupan tiga bank di AS tersebut.
“Dimulai dari perilaku penempatan dana di negara berkembang termasuk Indonesia kan berpengaruh melalui nilai tukar. Dari sisi kebijakan moneter kita tentu akan mitigasi instability di pasar valas maupun di pasar keuangan,” kata Firman.
Dalam kesempatan sama, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut tetap waspada meskipun kondisi perbankan Indonesia dinilai bisa mengantisipasi dampak tiga bank di AS.
Dengan demikian, BI tetap berkomunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan dalam menjaga stabilitas sistem keuangan domestik.
“Komunikasi di antara KSSK terus dilakukan, bahkan day to day untuk memastikan. Kesimpulan dari diskusi itu memang masih menyatakan bahwa ketahanan perbankan Indonesia ini masih cukup bagus,” ujar Erwin.
Indikator stabilitas perbankan Indonesia terlihat dari rasio kecukupan modal perbankan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,93 persen pada Januari 2023.