Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa bank sentral meyakini inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) ke depan tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.
“Inflasi inti diprakirakan terjaga seiring ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik, imported inflation yang terkendali sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah Bank Indonesia, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Maret 2025 di Jakarta, Rabu.
Perry menambahkan, inflasi volatile food (VF) juga diprakirakan terkendali yang didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Bank Indonesia bersama pemerintah pusat dan daerah.
Adapun inflasi IHK pada Februari 2025 tercatat tetap rendah dan mendukung stabilitas perekonomian.
IHK pada Februari 2025 mengalami deflasi sebesar 0,09 persen year on year (yoy), terutama dipengaruhi oleh dampak positif implementasi kebijakan diskon tarif listrik untuk rumah tangga dengan daya terpasang listrik kurang dari sama dengan 2.200 VA sehingga mendorong komponen administered prices (AP) mengalami deflasi 9,02 persen (yoy).
Sementara itu, inflasi inti tetap terkendali pada level 2,48 persen (yoy). Hal ini sejalan dengan konsistensi suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI-Rate) untuk mengarahkan ekspektasi inflasi.
Sedangkan inflasi kelompok volatile food tercatat melambat 0,56 persen (yoy), didukung oleh sinergi erat Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI meyakini inflasi ke depan tetap terkendali dalam sasaran