Jakarta (ANTARA) - Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan, diperlukan peninjauan ulang terkait kebijakan yang memberatkan APBN untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan investor, guna memulihkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Nailul mengatakan, investor asing melepas modal dari Indonesia karena melihat fundamental ekonomi Indonesia yang dinilai kurang baik, sehingga melepas modal dari Indonesia dan IHSG memerah.
Selain itu, tertekannya IHSG juga disebabkan oleh adanya aliran uang yang berpindah kepada Surat Berharga Negara (SBN), seiring dengan suku bunga pengembalian SBN yang tinggi, di atas 7 persen.
"Yang paling utama adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang memberatkan APBN dan memiliki sentimen negatif di masyarakat," ujar Nailul saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan, evaluasi ini harus dilakukan di pasar Surat Berharga Negara (SBN) agar tidak saling berebut likuiditas pasar uang.
Lebih lanjut, Nailul menjelaskan, trading halt atau penghentian sementara perdagangan di pasar saham, merupakan dampak dari akumulasi beberapa kebijakan atau kejadian yang menyebabkan kepercayaan dari investor menurun.
Selanjutnya, terdapat penurunan peringkat investasi saham Indonesia oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs akibat data fiskal yang tidak menggembirakan seperti potensi rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) akan membengkak.
"Akibatnya, ada panic selling investor, terutama investor dari luar negeri. Mereka menahan investasinya sembari wait and see kebijakan Pemerintah," ucapnya.
IHSGnBursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi (24/3) dibuka melemah 22,03 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.236,15.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 5,79 poin atau 0,84 persen ke posisi 686,23.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Celios: Perlu peninjauan ulang kebijakan untuk pulihkan IHSG