New York (ANTARA) - Harga minyak menetap dua persen lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), di tengah ekspektasi pemotongan tajam untuk produksi Rusia bulan depan, tetapi dolar yang lebih kuat dan lonjakan persediaan AS yang lebih tajam dari perkiraan menambah kekhawatiran permintaan.
Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April terangkat 1,44 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi menetap pada 75,39 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April menguat 1,61 dolar AS atau 2,0 persen, menjadi ditutup pada 82,21 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, dibandingkan dengan sekitar 98 dolar AS per barel menjelang invasi Rusia ke Ukraina setahun lalu.
Harga minyak mendapat dorongan awal dari rencana Rusia untuk memotong ekspor minyak dari pelabuhan-pelabuhan barat hingga 25 persen pada Maret, melebihi pengurangan produksi yang diumumkan sebesar 500.000 barel per hari.
Sementara dolar yang lebih kuat tetap menjadi hambatan jangka pendek untuk minyak mentah, analis UBS mengatakan mereka memperkirakan produksi Rusia yang lebih rendah dan pembukaan kembali China akan memperketat pasar minyak dan mendukung harga.