Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat yang tinggal di daerah pesisir untuk mewaspadai adanya potensi gelombang tinggi empat meter pada periode 18-19 Februari.
“Masyarakat dimohon yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Sabtu.
Pola angin di wilayah Indonesia menyebabkan gelombang tinggi terjadi. Seperti di bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut-Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.
Di bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat Laut dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot. Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, dan Laut Banda.
Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh-Lampung, Samudra Hindia Barat Aceh-Lampung, perairan utara Sabang, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan selatan NTT, Laut Sawu, Samudra Hindia Selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Jawa Barat, Samudra Hindia Selatan NTT, perairan selatan Kepulauan Anambas-Natuna, Laut Natuna dan perairan timur Kepulauan Bintan-Kepulauan Lingga.
Kondisi serupa juga terjadi di Laut Jawa bagian tengah dan timur, perairan utara Jawa Timur, perairan selatan Kalimantan, Selat Makassar bagian tengah-selatan, Laut Flores, perairan selatan Baubau, perairan Wakatobi, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat - Laut Sulawesi, perairan utara Sulawesi Utara, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung-Likupang, Laut Maluku bagian selatan, perairan timur Halmahera, perairan utara Banggai-Sula, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Kepulauan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai-Kepulauan Aru, perairan utara Papua Barat-Papua dan Samudra Pasifik Utara Papua.
Gelombang lebih tinggi di kisaran 2,50 hingga 4,0 meter, berpeluang terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, Samudra Hindia Selatan Bali-NTB, Laut Natuna Utara, perairan utara Anambas-Natuna, perairan utara Subi-Serasan, perairan Kepulauan Talaud-Sangihe, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, perairan Morotai, Laut Halmahera, perairan Raja Ampat bagian utara, serta Samudra Pasifik Utara Halmahera-Sorong.