Ada tatung yang cukup berjalan kaki saat melakukan cuci jalan. Tetapi ada tatung yang mesti dibawa dengan tandu yang dipikul 8 hingga 16 orang. Tatung ini keliling kota sambil membaca doa pengusir roh jahat. Dia singgah di beberapa pekong atau kelenteng untuk memberikan penghormatan. Mereka menunjukkan kemampuan tahan terhadap benda tajam dan runcing.
Tradisi inilah yang masih dapat dijumpai saat Cap Go Meh di Singkawang.
Kemampuan menjadi tatung, bisa diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun hanya orang-orang tertentu yang bisa kerasukan roh leluhur tersebut.
Ada beratus tatung ikut dalam setiap perayaan penutup tahun baru. Untuk Imlek 2023 atau 2574 Kongzili ini, panitia menerima pendaftaran 680 tatung.
Ratusan tatung itu ikut dalam rangkaian Festival Cap Go Meh sejak hari Sabtu (4/2) untuk ritual "cuci jalan" hingga pawai yang digelar pada hari Minggu (5/2).
Wakil Ketua Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang 2023, Tjhai Chui Mie, saat ditemui belum lama ini menyatakan tatung yang mendaftar itu baik pejalan kaki maupun yang menggunakan tandu. Mereka datang dari pekong yang ada di Singkawang, namun juga ada tatung dari luar kota.
Saat tatung melakukan ritual cuci jalan, ribuan orang memenuhi jalan-jalan dalam kota Singkawang hingga ke kelenteng di tengah kota, Tri Dharma Bumi Raya, untuk menyaksikan keunikan itu. Keramaian makin menjadi-jadi ketika puncak festival digelar pada hari ke lima belas Imlek.
Sejumlah jalan dalam kota Singkawang pun ditutup aparat keamanan agar tak terjadi kemacetan. Orang yang hendak menonton atraksi tatung, harus rela berjalan kaki berkilo meter dari tempat memarkir kendaraannya.
Tatung, keunikan perayaam Cap Go Meh di Singkawang
Oleh Nurul Hayat Minggu, 5 Februari 2023 16:10 WIB