Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Bidang Ekonomi Kementerian Koperasi dan UKM Rully Nuryanto menyampaikan tiga alasan yang membuat pemerintah mendorong generasi muda berwirausaha.
Pertama adalah ketersediaan lapangan kerja hanya 500 ribu setiap tahun, padahal lulusan perguruan tinggi di Indonesia 1,2 juta orang per tahun dan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) 3,7 juta orang dengan 1,7-1,8 juta yang melanjutkan ke jenjang perkuliahan.
“Artinya, kemana yang lain (mereka yang tidak memperoleh pekerjaan). Untuk itu, perlu kita dorong untuk berani menjadi wirausaha yang berarti kalian menjadi pahlawan ekonomi karena sudah membantu pemerintah menciptakan lapangan kerja,” katanya dalam peluncuran Program Talenta Wirausaha Bank Syariah Indonesia (BSI) 2023 di Gedung Smesco yang dipantau secara virtual, Jakarta, Kamis.
Alasan kedua ialah perkembangan teknologi saat ini yang memudahkan generasi muda untuk berwirausaha. Jika dulu ketika hendak membuka usaha memerlukan tempat untuk berjualan, zaman kini tak lagi diperlukan harus mempunyai lapak.
“Kalian semua tidak perlu lagi harus punya lapak, ada lapak virtual. Kalian bangun tidur langsung bisa mencari cuan,” ujar dia.
Berdasarkan hasil bacaan berita online, lanjutnya, disebutkan bahwa rakyat Indonesia paling banyak menggunakan handphone (HP) dibandingkan negara lain walaupun digunakan untuk TikTok atau reels Instagram.
Menimbang hal tersebut, dia mengajak generasi muda menggunakan HP untuk berwirausaha sehingga mampu menghasilkan cuan.
Adapun alasan terakhir ialah generasi muda harus memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang menciptakan berbagai bidang usaha baru selagi menghilangkan banyak bidang usaha lainnya karena tergantikan oleh teknologi.
“Memang pada tahun 2024, kita targetkan 1 juta wirausaha baru yang tumbuh. Kalau saya lihat semangat pemangku kepentingan termasuk di BSI ini optimis akan tercapai, bahkan kita lampaui,” kata Rully.
Dalam acara puncak Karya Tanpa Batas 2022 di Jakarta, Selasa, itu, Kemenkop UKM menyerahkan SK pendirian Koperasi Pemasaran Tangguh Berdikari Indonesia, sebagai koperasi disabilitas dan SK pendirian Lembaga Inkubator dengan nama Inkubator Wirausaha Disabilitas Indonesia.
"Dengan berdirinya koperasi dan lembaga inkubasi ini, kami menargetkan agar tahun depan dapat berdiri 50 perusahaan atau wirausaha baru dari penyandang disabilitas yang bisa kompetitif dan sustainable dalam menjalankan usahanya. Ini angka yang cukup ambisius tapi kita yakin kita bisa menjalankannya," katanya.
Teten berharap pendirian koperasi dan lembaga inkubator itu akan dapat memfasilitasi para penyandang disabilitas sehingga mereka memiliki badan hukum.
Menurut mantan Kepala Staf Presiden itu, berdasarkan Indeks Kesejahteraan Sosial pada tahun 2020, sebanyak 72 persen penyandang disabilitas masih bekerja di sektor informal. Sementara itu, sebanyak 22 persen diantaranya berada pada kelompok usia produktif namun belum memiliki akses yang mudah untuk menjalankan usahanya sendiri.
Teten mengungkapkan, segera setelah memiliki badan hukum, para wirausaha disabilitas akan mendapatkan akses pembiayaan yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya.
"Ke depannya nanti kalau para disabilitas sudah membangun koperasinya, kegiatan bisnisnya sudah terintegrasi dengan koperasi, nanti kita integrasikan KUR klaster dari perbankan. Setiap pelaku usaha bisa akses sekitar Rp500 juta. Cukup besar," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkop beri tiga alasan generasi muda didorong berwirausaha