Cianjur, Jawa Barat (ANTARA) - Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) menyebutkan banyak bantuan baju dan sampah yang ditumpuk di sejumlah titik saat ini menjadi masalah serius bagi korban gempa bumi Cianjur.
“Budaya di sini sampah itu ditimbun. Kasus lain lagi adalah tumpukan pakaian bekas. Di sini kami makanya sarankan jangan beri bantuan pakaian bekas. Jangan seakan seperti menguras pakaian di rumah,” kata Relawan SAR MDMC Satriyo di Cianjur, Jawa Barat, Kamis.
Satriyo menuturkan bahwa Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, itu sudah masuk ke dalam zona oranye atau daerah dengan kategori hampir mendekati bahaya.
Kondisi tersebut membuat banyak masyarakat antusias membantu korban gempa. Sayangnya, bantuan seperti baju yang sudah terlampau banyak justru hanya menjadi gunungan pakaian bekas tidak tersentuh di pengungsian.
Meski para relawan sudah bekerja keras untuk memisahkan setiap pakaian sesuai dengan jenis gender dan usia, bantuan pakaian terus berdatangan. Begitu tiba, para korban hanya mengambil seperlunya dan jika tersisa, tidak ada yang mengambilnya.
Menurutnya, bantuan pakaian yang banyak datang dalam karung memicu pemikiran bahwa pakaian itu hanyalah pakaian bekas. Sehingga, pihaknya mulai menerapkan setiap sembako pakaian yang datang diusahakan sudah dalam bentuk paket dan di cuci dengan bersih supaya distribusi lebih mudah dan bersih.
“Makanya kita kalau di sini dipisahkan dulu dan dipilihkan sesuai SPEK atau aturan yang berlaku dari asesmen baru dibagikan. Tapi itu saja masih sisa,” ujarnya.
Relawan MDMC Budi Ucil justru mengatakan kalau belum ada kementerian/lembaga yang melihat permasalahan ini. Saat ini saja, jumlah bantuan pakaian masih tersisa tiga karung lagi.