Hal lain yang menjadi masalah adalah timbunan sampah yang tidak terangkat sejak lama. Menurut Budi, sampah bekas makanan atau puing bangunan itu masih menumpuk di bulan Januari, dikhawatirkan pengungsi terkena penyakit penular pada bulan Februari atau Maret 2023.
“Harusnya disediakan tempat pembakaran sampah kayak tong begitu jadi lebih tertata,” katanya.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyatakan telah mendengar berbagai kendala di lapangan dan memastikan semuanya akan dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga terkait.
Menanggapi masalah sampah, Bintang menyayangkan seharusnya sejak awal masalah itu sudah dibicarakan dan dipilah berdasarkan jenisnya agar mudah untuk diolah kembali. Dirinya berjanji akan segera menyampaikan keluhan itu ke KLHK dan bersama-sama mencari solusinya.
Meski demikian, Bintang meminta sembari menunggu hasil koordinasi semua relawan, pembina pengungsian hingga Forum Anak tetap bekerja sama membantu para korban tetap produktif dan menghilangkan rasa traumanya melalui aktivitas yang menyenangkan.
Sementara itu Menteri Sosial Tri Rismaharini melepas bantuan dari para donatur untuk dipergunakan penyintas gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang masih ada di pengungsian.
Mensos Risma ditemui di Kantor Kementerian Sosial di Jakarta, Kamis mengatakan bantuan dari para donatur ditujukan untuk pembuatan dapur umum berupa tunai Rp200 juta yang dibelanjakan beras 50 ton.
“Langsung kita berangkatkan hari ini,” ujar Risma.
Mensos mengatakan Pemerintah Kabupaten Cianjur telah mencabut status tanggap darurat. Sehingga Kementerian Sosial tidak dapat memberikan bantuan lagi.