Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengapresiasi upaya baik individu maupun organisasi kemasyarakatan dalam memperluas kesempatan belajar bagi masyarakat melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Hal ini disampaikan Moeldoko saat meninjau PKBM Bakti Nusa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sebagaimana siaran pers Kantor Staf Presiden (KSP) diterima di Jakarta, Kamis.
Dalam kesempatan itu, Moeldoko mengukuhkan kelulusan peserta didik setara SMA/SMK yang mengikuti program sekolah gratis paket A, B dan C.
“Atas nama pemerintah, saya menyampaikan apresiasi dan rasa hormat kepada semua personil yang terlibat dalam PKBM karena kontribusi besar kalian pada negara,” kata Moeldoko.
Menurut Kantor Staf Presiden, Indonesia menduduki posisi ke-87 dari 132 negara pada Global Innovation Index pada 2021. Sedangkan dalam Human Development Index, Indonesia menempati peringkat 107 dari 185 negara. Hal ini menandakan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia masih cukup tertinggal.
Namun, menurut Moeldoko, pemerintahan Presiden Joko Widodo selalu menempatkan isu pembangunan SDM termasuk akses pendidikan sebagai isu prioritas.
“Pemerintah sangat peduli memperbaiki SDM dalam negeri. Namun, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Oleh karenanya, partisipasi publik diharapkan mampu menyelesaikan hal-hal yang masih belum terjangkau,” kata dia.
“PKBM dapat menjamin akses pendidikan bagi anak-anak yang atas alasan atau situasi tertentu tidak bisa mengikuti program sekolah formal. Jika inisiatif baik seperti ini diterapkan dimana-mana, tentu ini akan membantu menaikkan indeks-indeks tadi,” imbuhnya.
Sementara itu, siswi-siswa lulusan program sekolah gratis PKBM Bakti Nusa mengaku bangga dan bersyukur atas kesempatan belajar yang telah diberikan. Salah satu siswa itu adalah Mahesa, yang bercita-cita menjadi ahli pemetaan (kartografer).
“Dulu saya putus sekolah karena tidak ada biaya. Selain itu juga ada faktor kenakalan remaja. Tapi setelah ikut program kejar paket C gratis, saya termotivasi untuk jadi pemuda yang ingin berkembang,” kata Mahesa.
Moeldoko yang juga berbincang dengan para peserta didik turut menyemangati dan memberikan motivasi. Ia bercerita dirinya juga merupakan anak dari petani di Kediri, Jawa Timur, namun tetap bisa mencapai cita-cita untuk menjadi Jenderal TNI.
Hal itu menunjukkan bahwa lingkungan yang sulit tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk meraih mimpi besar.
“Kalau dulu nakal, ya tidak apa. Biasa kan? anak muda. Tapi tidak boleh berkelanjutan. Kalau tidak segera mulai belajar sungguh-sungguh, nanti ketinggalan. Jadi Anda diberi kesempatan untuk belajar, maka jangan berhenti belajar,” kata Moeldoko.
“Kalian, anak-anak saya, tidak usah takut, tidak usah ragu, tidak usah pesimis, kalian bisa jadi apapun sepanjang kalian punya semangat,” ia menambahkan.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berupaya meningkatkan Indeks Prestasi Masyarakat (IPM) dengan membentuk Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di setiap pondok pesantren sehingga santri tidak hanya mendapatkan ilmu agama, namun sekaligus pendidikan formal.
"Keberadaan pondok pesantren harus tetap dijaga dan tidak boleh hilang tergerus perkembangan zaman karena keberadaannya menjadi pusat pembelajaran agama, namun ilmu di ponpes harus digabungkan dengan pendidikan formal sebagai tempat membentuk karakter generasi yang berakhlakul karimah," kata Bupati Cianjur Herman Suherman di Cianjur Kamis.
Hingga saat ini, ungkap dia, masih banyak pengelola ponpes di Cianjur yang hanya menerapkan pendidikan agama tanpa dibarengi dengan pendidikan formal layaknya di sekolah umum.
Oleh karena itu, pihaknya berencana membentuk PKBM di lingkungan ponpes, sebagai upaya meningkatkan IPM dan sumber daya manusia (SDM) warga Cianjur yang mumpuni.
Pihaknya mencatat angka rata-rata lama sekolah di Cianjur masih rendah akibat hanya memfokuskan pendidikan agama saat anak masuk ponpes.
Ke depan, santri di Cianjur tidak hanya mendalami ilmu agama namun disertai pendidikan formal, di mana pihaknya menargetkan satu ponpes terdapat satu PKBM.
"Saat ini, pemda baru bisa membentuk satu PKBM di setiap kecamatan, namun ke depan ditargetkan satu desa satu PKBM dan dilanjutkan dengan satu pesantren satu PKBM," katanya.
Pihaknya juga akan meningkatkan angka rata-rata lama sekolah bagi warga di masing-masing kecamatan, sebagai upaya memberantas kemiskinan ekstrem kelima di Jabar yang disandang Cianjur, sedangkan program kejar paket A sampai C akan digencarkan untuk meningkatkan SDM warga hingga pelosok.
"Ini akan dilakukan secara keroyokan masing-masing dinas, sehingga IPM dapat meningkat ditunjang SDM warga yang mumpuni, dilanjutkan dengan berbagai program pembinaan dan pelatihan, sehingga warga dapat meningkatkan status ekonomi mereka sesuai dengan keahliannya," kata Herman.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Moeldoko apresiasi PKBM bantu berikan akses pendidikan bagi masyarakat