Perlu perhatian
Kawasan hutan mangrove yang cukup luas itu hanya memiliki trek sepanjang 100 meter, dan itu tentu belum cukup untuk menikmati luasnya hamparan mangrove tersebut.
Trek itu pun merupakan usaha dari para pemuda yang ingin menjadikan kawasan hutan mangrove Pengarengan bisa dinikmati semua orang.
"Kami menggandeng perusahaan swasta untuk ikut membangun trek ini. Karena memang biaya cukup besar," ujar Zay.
Ia menuturkan saat ini pihak desa juga belum ikut mengembangkan ekowisata mangrove, padahal prospek ke depannya cukup menjanjikan.
Padahal, dengan adanya destinasi wisata, dan kedatangan wisatawan yang banyak, maka objek alam ini dapat meningkatkan taraf ekonomi warga, terutama para nelayan.
Sebab, menurut dia, wisatawan yang akan berkunjung ke ekowisata mangrove Pengarengan harus menyewa perahu nelayan, dan itu membuat tambahan pemasukan bagi mereka.
"Kami memang butuh dukungan dari semua pihak, terutama desa dan Dinas Pariwisata. Karena dengan adanya wisata maka akan menyejahterakan warta sekitar," katanya.