Jakarta (ANTARA) - Rencana pembelian Twitter oleh miliuner Elon Musk memasuki babak baru, alih-alih segera berpindah tangan, Musk justru ingin mundur dari perjanjian senilai 44 miliar dolar Amerika Serikat itu.
Baru-baru ini Elon Musk tidak ingin membeli platform mikroblog tersebut karena, menurutnya, perusahaan tidak bisa memberikan data soal jumlah akun palsu atau akun bot di platform tersebut.
Musk beralasan informasi tentang akun palsu ini akan berpengaruh terhadap performa bisnis mereka.
"Twitter secara material melanggar beberapa kesepakatan dalam perjanjian tersebut, kelihatannya membuat pernyataan palsu dan menyesatkan yang Tuan Musk andalkan ketika masuk ke perjanjian merger," kata Elon Musk dalam berkas yang diajukan ke pengadilan, dikutip dari Reuters pada Selasa.
Akun bot juga salah satu isu yang ingin diperbaiki Musk ketika dia membeli Twitter. Dalam sebuah cuitan, dia pernah mempertanyakan klaim Twitter bahwa lebih dari 95 persen pengguna mereka adalah manusia sungguhan.
"Twitter mengklaim bahwa >95 persen pengguna aktif harian adalah manusia sungguhan. Ada yang punya pengalaman serupa?" cuit Musk, sambil menyertakan pilihan jajak pendapat emoji tertawa dan robot.
Bos Tesla dan SpaceX ini juga beralasan Twitter tidak memenuhi kewajiban mereka untuk mempertahankan hal-hal substansial yang sekarang ada di perusahaan, salah satunya soal talenta.
Twitwar antara Twitter versus Elon Musk
Selasa, 12 Juli 2022 11:50 WIB