Garut (ANTARA) - Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan, ibadah kurban dengan menyembelih hewan kurban kemudian dagingnya dibagikan kepada masyarakat luas merupakan wujud nilai gotong royong, yakni saling membantu dan berbagi.
"Dalam pelaksanaan ibadah kurban terdapat nilai gotong royong, di mana orang yang mampu dan kaya dapat membantu mereka yang tidak mampu dan fakir miskin," kata Helmi Budiman saat kegiatan Idul Adha di Masjid Agung Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu.
Baca juga: Periksa kesehatan hewan kurban, Tim Diskanak Garut disebar
Ia menuturkan, ibadah kurban yang setiap tahun dilaksanakan umat muslim tidak hanya memiliki nilai gotong royong, tapi ada dampak pada pertumbuhan ekonomi.
Ia mencontohkan dampak ekonomi itu, yakni terjadinya lonjakan pembeli hewan kurban kepada peternak, kemudian sektor usaha lainnya sehingga terjadi perputaran uang di Garut.
"Para pembeli hewan kurban membantu para petani dan peternak, sehingga terjadi perputaran roda ekonomi, membuka lapangan pekerjaan," kata Helmi.
Ia menyampaikan seperti dijelaskan dalam hadis diriwayatkan Ibnu Umar bahwa Rasullullah SAW berpesan agar daging kurban dibagikan ke fakir dan miskin.
Kegiatan saling berbagi saat Idul Adha itu, kata dia, sesuai juga dengan nilai-nilai kebangsaan, khususnya pada sila kelima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
"Maksud dari sila kelima itu adalah seluruh masyarakat Indonesia harus merasakan keadilan dari segi hukum, ekonomi, sosial, jangan ada yang melakukan perbedaan, dan pemisahan, berdasarkan status sosial, golongan elite atau masyarakat jelata, pemilikan harta, untuk itu saling tolong menolong sesama anak bangsa menjadi solusi," katanya. ***3***
Baca juga: Pelajar yang hilang saat kemah di Pantai Garut ditemukan tewas di Cianjur