Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin beserta istri Wury Ma’ruf Amin bertolak ke Arab Saudi, Selasa, untuk melaksanakan ibadah haji pada musim Haji Tahun 2022.
Juru Bicara Wakil Presiden Masduki Baidlowi menyampaikan pelaksanaan ibadah haji yang juga bertepatan dengan haji akbar merupakan undangan yang diberikan Kerajaan Arab Saudi kepada Wapres.
“Hari ini Wapres bersama Ibu Wury Ma’ruf Amin melakukan kunjungan ke negara Arab Saudi. Wapres dalam hal ini mendapatkan undangan dari Kerajaan Arab Saudi untuk melaksanakan prosesi ibadah haji," ujar Masduki dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Masduki mengatakan undangan ibadah haji yang diberikan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud untuk Wapres, disampaikan melalui Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esam A. Abid Althagafi.
“Undangan ini disampaikan oleh Kerajaan Arab Saudi pada tanggal 9 Juni yang lalu dimana waktu itu Duta Besar Arab Saudi datang ke kediaman Wakil Presiden,” paparnya.
Masduki mengatakan saat itu Duta Besar Esam juga melaporkan tentang kesiapan Arab Saudi dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, sebab sebagaimana diketahui bahwa pada tahun-tahun sebelumnya haji tidak dilaksanakan terkait dengan pandemi COVID-19.
"Karena sudah aman, maka kemudian Wapres diundang oleh Kerajaan Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah haji ini. Insya Allah dalam seminggu Wapres akan mengikuti prosesi ibadah haji,” jelasnya.
Sebelumnya Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengatakan perbedaan Hari Raya Idul Adha versi Pemerintah dan Muhammadiyah tidak lagi menimbulkan masalah di masyarakat.
"Sekarang masyarakat kita sudah dewasa, sudah legawa. Jadi, kalau ada yang tidak sama, semua sudah legawa. Jadi, kalau ada yang tidak sama, toleransinya sudah tinggi. Jadi, tidak ada masalah," kata Ma'ruf Amin.
Berdasarkan hasil sidang isbat, Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan Hari Raya Idul Adha atau 10 Zulhijah 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.
Sementara Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 10 Zulhijah 1443 H pada Sabtu, 9 Juli 2022, berdasarkan hasil perhitungan wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah
"Perbedaan itu kita sudah biasa. Dalam waktu-waktu tertentu, memang dulu ketika terjadi perbedaan, terjadilah keributan di masyarakat," tambahnya.
Namun kondisi saat ini, menurutnya, masyarakat dapat memilih dengan bebas sesuai keyakinan masing-masing untuk menjalankan ibadah salat Idul Adha. "Dan semua sudah pada tahu, yang ikut Muhammadiyah, ikut Muhammadiyah; yang ikut Pemerintah, ikut Pemerintah. Jadi, tidak ada masalah. Itu sudah kita bangun lama sekali supaya ada pengertian di antara semua pihak," jelasnya.
Keputusan Hari Raya Idul Adha pada Minggu (10/7) itu diambil berdasarkan hasil sidang isbat penentuan awal bulan Zulhijah 1443 H, yang dipimpin langsung oleh Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, dengan menyatakan 1 Zulhijah jatuh pada Jumat (1/7).
Zainut menyebutkan dari 86 titik di seluruh provinsi Indonesia, para pemantau tidak melihat hilal. Sehingga, dengan ditetapkannya 1 Zulhijah pada Jumat, maka Hari Raya Idul Adha jatuh pada Minggu (10/7).
Sementara itu, anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag Thomas Djamaluddin memaparkan posisi hilal awal Zulhijah 1443 secara umum kurang dari 3 derajat dengan elongasi kurang dari 6,4 derajat. Kondisi seperti itu, menurutnya, tidak memenuhi kriteria masuknya bulan Zulhijah.
Saat ini, Kemenag menggunakan kriteria MABIMS atau Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura dalam menentukan kriteria hilal, yakni tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wapres bertolak ke Arab Saudi tunaikan ibadah haji
Wapres Ma'ruf beserta istri bertolak ke Arab Saudi tunaikan ibadah haji
Selasa, 5 Juli 2022 10:44 WIB