Sebanyak 36 orang anggota Tim Muhibah Angklung yang akan mengikuti 2 Festival Internasional di Amerika Serikat yakni Magic Valley Folk Festival di Burley, Idaho dan juga World Folkfest di Springville, Utah.
Ketua Tim Muhibah Angklung, Maulana M Syuhada, dalam keterangan tertulisnya, Senin, mengatakan sebelum berangkat ke AS, timnya telah melakukan persiapan selama hampir 2,5 tahun.
"Dan alhamdulillah, pada Minggu (3/7) kemarin akhirnya kami dapat berangkat ke Amerika Serikat untuk melakukan misi budaya kembali setelah pada tahun 2018 lalu kami berhasil memenangkan Grand Prix di 13th International Youth Festival-Contest of Arts 'MUZITE' di Sozopol, Bulgaria," kata dia.
Tidak hanya berpartisipasi di dua festival internasional, Tim Muhibah Angklung juga akan melakukan penampilan di beberapa kota Amerika Serikat seperti New York, Washington, Chicago, Manitowoc, dan San Francisco.
Tim Muhibah Angklung berhasil menyisihkan 80 tim dari seluruh dunia dan menjadi salah satu dari 8 tim yang terpilih pada festival internasional ini.
Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Pemprov Jawa Barat, Dewi Sartika dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Benny Bachtiar melepas keberangkatan 36 orang anggota Tim Muhibah Angklung, di halaman Gedung Sate Bandung, kemarin.
Dewi Sartika mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sangat mengapresiasi keberangkatan Tim Muhibah Angklung ke Amerika Serikat yang akan dilakukan selama 32 hari dan mengelilingi 7 kota di Amerika Serikat.
"Dengan rasa bangga penuh syukur dan penuh kegembiraan kami sangat menyambut upaya-upaya yang sudah dilakukan Tim Muhibah Angklung ke Amerika yang akan berangkat pada hari ini selama 32 hari, kemudian akan mengelilingi 7 kota di Amerika Serikat dan mereka akan tampil" kata Dewi Sartika.
"Saya tadi juga sudah melihat semangat yang luar biasa, ikut bangga, dan mengucapkan apresiasi yang luar biasa kepada seluruh peserta, keluarga, dan juga panitia yang telah bisa menghadirkan penampilan budaya Jawa Barat di dunia internasional," lanjut Dewi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar, menuturkan keberangkatan Tim Muhibah Angklung ke Amerika Serikat diharapkan dapat menjadi sarana promosi budaya Jawa Barat agar lebih dikenal oleh masyarakat Amerika Serikat sehingga mereka tertarik untuk berkunjung ke Indonesia.
“Mudah-mudahan di dalam kegiatan ini memberikan semacam media promosi, juga agar masyarakat Amerika mau berkunjung ke Indonesia khususnya Jawa Barat," ujar Benny.
Sementata itu Kedutaan Besar RI di Tokyo mendukung seniman asal Jawa Barat Ardian Sumarwan dalam mempromosikan dan mengajarkan angklung kepada para penyandang disabilitas di Jepang.
Seniman angklung asal Bandung Ardian Sumarwan mengajarkan cara memainkan angklung untuk penyandang disabilitas di depan 250 dosen dan siswa jurusan seni musik di Universitas Gifu dan Universitas Chubu, Jepang, menurut keterangan KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Senin.
Metode unik yang digunakan Ardian dalam mengajarkan permainan angklung mendapat perhatian dari kalangan seni musik Jepang karena sifatnya yang inklusif.
Metode itu memungkinkan para penyandang disabilitas --khususnya tuna rungu-- tetap dapat menikmati dan memainkan angklung dengan cara khusus.
Metode memainkan angklung bagi penyandang disabilitas yang diajarkan oleh Ardian itu menggunakan lampu sebagai penanda nomor angklung atau nada yang dimainkan, sehingga memungkinkan para penyandang tuna rungu mengikuti nada dan memainkan angklung.
Ardian Sumarwan, yang akrab dipanggil Kang Ari, menjelaskan bahwa tujuannya ke Jepang adalah untuk menyebarluaskan metode pembelajar seni musik bagi penyandang disabilitas kepada para pengajar seni musik di Jepang.
Metode unik yang digunakan Ardian dalam mengajarkan permainan angklung mendapat perhatian dari kalangan seni musik Jepang karena sifatnya yang inklusif.
Metode itu memungkinkan para penyandang disabilitas --khususnya tuna rungu-- tetap dapat menikmati dan memainkan angklung dengan cara khusus.
Metode memainkan angklung bagi penyandang disabilitas yang diajarkan oleh Ardian itu menggunakan lampu sebagai penanda nomor angklung atau nada yang dimainkan, sehingga memungkinkan para penyandang tuna rungu mengikuti nada dan memainkan angklung.
Ardian Sumarwan, yang akrab dipanggil Kang Ari, menjelaskan bahwa tujuannya ke Jepang adalah untuk menyebarluaskan metode pembelajar seni musik bagi penyandang disabilitas kepada para pengajar seni musik di Jepang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim Muhibah Angklung ikuti dua festival internasional di AS