Metode unik yang digunakan Ardian dalam mengajarkan permainan angklung mendapat perhatian dari kalangan seni musik Jepang karena sifatnya yang inklusif.
Metode itu memungkinkan para penyandang disabilitas --khususnya tuna rungu-- tetap dapat menikmati dan memainkan angklung dengan cara khusus.
Metode memainkan angklung bagi penyandang disabilitas yang diajarkan oleh Ardian itu menggunakan lampu sebagai penanda nomor angklung atau nada yang dimainkan, sehingga memungkinkan para penyandang tuna rungu mengikuti nada dan memainkan angklung.
Ardian Sumarwan, yang akrab dipanggil Kang Ari, menjelaskan bahwa tujuannya ke Jepang adalah untuk menyebarluaskan metode pembelajar seni musik bagi penyandang disabilitas kepada para pengajar seni musik di Jepang.