Seniman angklung asal Bandung Ardian Sumarwan mengajarkan cara memainkan angklung untuk penyandang disabilitas di depan 250 dosen dan siswa jurusan seni musik di Universitas Gifu dan Universitas Chubu, Jepang, menurut keterangan KBRI Tokyo yang diterima di Jakarta, Senin.
Metode unik yang digunakan Ardian dalam mengajarkan permainan angklung mendapat perhatian dari kalangan seni musik Jepang karena sifatnya yang inklusif.
Metode itu memungkinkan para penyandang disabilitas --khususnya tuna rungu-- tetap dapat menikmati dan memainkan angklung dengan cara khusus.
Metode memainkan angklung bagi penyandang disabilitas yang diajarkan oleh Ardian itu menggunakan lampu sebagai penanda nomor angklung atau nada yang dimainkan, sehingga memungkinkan para penyandang tuna rungu mengikuti nada dan memainkan angklung.
Ardian Sumarwan, yang akrab dipanggil Kang Ari, menjelaskan bahwa tujuannya ke Jepang adalah untuk menyebarluaskan metode pembelajar seni musik bagi penyandang disabilitas kepada para pengajar seni musik di Jepang. "Misi saya ke Jepang ini adalah memperkenalkan angklung kepada masyarakat Jepang khususnya mahasiswa seni musik dan mahasiswa fakultas Luar Biasa di Universitas Gifu dan Universitas Chubu dengan memberikan metode pembelajar seni musik bagi penyandang disabilitas," ujar Ardian.
"Dengan terjalinnya hubungan baik antara Indonesia dan Jepang melalui Universitas Gifu dan Universitas Chubu, saya berharap dapat merealisasikan rencana penyelenggaraan konser akbar siswa penyandang disabilitas di Provinsi Gifu. Ke depan saya ingin menyebarkan pembelajaran angklung di seluruh sekolah luar biasa di Jepang, dengan menggunakan metode khusus bagi penyandang disabilitas," lanjutnya.
Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi menyampaikan dukungan penuh upaya promosi angklung oleh Ardian Sumarwan.
"Upaya yang dilakukan Kang Ari ini patut kita apresiasi dan dukung penuh. Elemen inklusivitas menjadi unsur penting dari promosi seni dan budaya Indonesia di Jepang," kata Dubes Heri.
"Kang Ari menjadi salah satu dari sedikit seniman Indonesia yang berinovasi untuk memastikan semua orang dapat menikmati kesenian Indonesia, khususnya angklung," ujar Heri, menambahkan.
Sebagai bentuk dukungan konkret KBRI Tokyo, Dubes Heri mengundang Ardian Sumarwan untuk hadir di Wisma Indonesia di Tokyo pada Minggu (3/7) dalam pertemuan dengan Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang sedang melakukan kunjungan kerja di Tokyo. "Saya menggandeng Bu Nicke, Pak Uu dan Kang Ari hari ini untuk bersama mendiskusikan promosi seni dan budaya Jawa Barat di Jepang. Semoga ini menjadi awal sinergi BUMN, pemerintah daerah dan pelaku budaya untuk semakin mengekspos keindahan seni dan budaya Jawa Barat di negeri sakura," ucap Dubes Heri.
Dalam kesempatan tersebut, para tamu undangan menikmati pameran mini wayang golek dan batik Jawa Barat milik KBRI Tokyo. Acara pertemuan juga dimeriahkan dengan penampilan tari Jaipong.
Sebelumnya Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo memperkenalkan angklung kayu pertama di dunia karya anak bangsa, Dhany Irfansyah, untuk memperingati Hari Angklung Sedunia 2021,
"Angklung kayu ini adalah inovasi terbaru dalam seni budaya angklung. Kang Dhany Irfan menciptakan angklung dengan memanfaatkan bahan kayu yang dapat dengan mudah ditemui di setiap negara. Ini tentunya menjadi pendorong penyebaran angklung di seluruh dunia," kata Duta Besar RI untuk Jepang merangkap Negara Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi, dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.
Peluncuran angklung kayu tersebut dilakukan di Wisma Duta Tokyo oleh Dubes Heri yang didampingi Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya (Pensosbud) Meinarti Fauzie.
Menurut Heri, kayu menjadi alternatif bahan untuk pembuatan angklung selain bambu.
Angklung kayu itu juga dipromosikan secara langsung di akun Instagram KBRI Tokyo.
Selain Dhany Irfansyah, pembicara lain dalam acara itu adalah pendiri Saung Angklung Ujo Taufik Udjo dan pegiat angklung milenial Masyhur.
Dhany mengatakan dirinya mengapresiasi dukungan KBRI atas karyanya tersebut.
“Angklung kayu ini saya ciptakan semata untuk memudahkan negara-negara lain membuat angklung dari bahan dasar kayu. Sehingga alat musik angklung bisa menyebar ke seluruh dunia," kata Dhany.
Sebelumnya dia telah mencoba membuat angklung dari bambu Jepang, namun bambu tersebut dinilai kurang cocok untuk dijadikan angklung.
Kiprah Dhany yang merupakan staf KBRI Tokyo di bidang seni musik terbilang baik. Pria yang telah 16 tahun bermukim di Jepang itu juga pernah menciptakan Angklung Digital lewat aplikasi mobile pada 2010.
Aplikasi itu tercatat sebagai rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI) yang didaftarkan oleh Indosat Ooredoo bersama Saung Udjo dan Masagistudio pada 20 November 2016.
MURI saat itu mencatat ada 3.218 orang memainkan aplikasi Angklung Digital itu lewat ponsel cerdas berbasis Android dan iOS. Cara memainkan aplikasi itu juga mirip dengan angklung akustik, yaitu dengan cara digoyangkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Seniman Jabar ajarkan angklung kepada penyandang disabilitas di Jepang