Kabupaten Bogor (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan capaian program Kartu Prakerja, saat ini 30 pesertanya sudah tidak menganggur alias sudah bekerja dan membuka usaha sendiri.
"Sebanyak 30 persen dari yang sebelumnya menganggur kini sudah bekerja atau berusaha. Sebanyak 66 persen (peserta) menggunakan sertifikasi prakerja untuk mendapatkan pekerjaan," ungkapnya di hadapan Presiden Joko Widodo dan alumni Program Kartu Prakerja dalam acara "Temu Raya #KitaPrakerja" di Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya, program dengan jumlah 12,8 juta peserta itu menjadi pembayaran G to P (Government to People) yang paling masif dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal itu membuat Indonesia menjadi negara paling siap di forum UNESCO terkait informasi digital.
"Di UNESCO, terkait informasi digital, dari hampir seluruh negara yang memaparkan, yang paling siap, Insya Allah adalah Indonesia. Perdana Menteri Belanda juga ingin melihat Program Kartu Prakerja," kata Airlangga.
Di samping itu, program ini juga menjadi inklusi keuangan, karena sebanyak 93 persen peserta program memilih menggunakan e-money, dan sebanyak 28 persen peserta baru mengenal rekening bank atau e-money melalui Program Kartu Prakerja.
Kemudian, menurut Airlangga, Program Kartu Prakerja juga berhasil menggerakkan pasar pelatihan prakerja dengan nilai belanja dari pemerintah sekitar Rp6 triliun.
"Pasar yang dibentuk dari pelatihan prakerja adalah pasar pelatihan, nilainya adalah Rp6 triliun, sebelum pelatihan pasarnya kosong. Keberhasilan ini menggabungkan supply and demand," tuturnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari di tempat yang sama menyebutkan bahwa peserta Kartu Prakerja kini hampir mencapai 13 juta dari 115 juta orang yang mendaftar.
Ia mengaku bangga dengan adanya program Kartu Prakerja, karena menurutnya satu dari 10 angkatan kerja adalah prakerja.
"Prakerja ini bukan belas kasihan. Kalian sendiri yang mendaftar dan berlatih untuk berbuat kemajuan. Kita semua ingin memperbaiki diri. Tidak ada kata puas, tidak ada kata cukup," kata Denni.
Acara "Temu Raya #KitaPrakerja" ini dihadiri sekitar 8.000 alumni Program Kartu Prakerja. Turut hadir pula Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Evaluasi program
Sementara itu Presiden RI Joko Widodo meminta seluruh jajarannya tetap mengevaluasi Program Kartu Prakerja, meskipun sejauh ini program tersebut terbukti bermanfaat dan berhasil meningkatkan keterampilan para pesertanya.
"Saya rasa sudah jelas semua manfaat (Kartu Prakerja). Ini yang harus saya apresiasi, Pak Menko beserta seluruh tim, dan kita harapkan terus dievaluasi, dikoreksi, diperbaiki. Masukan-masukan saya kira banyak diterima," kata Presiden dalam acara Temu Raya Alumni Program Kartu Prakerja, di Sentul International Convention Centre, Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Dalam acara tersebut sejumlah perwakilan alumni mengusulkan adanya pendampingan bagi para alumni usai mengikuti pelatihan, agar para alumni betul-betul bisa mengaplikasikan keterampilan maupun memasarkan produk usai pelatihan.
Menurut Jokowi, usulan semacam itu sangat baik dan akan ditindaklanjuti seluruh jajarannya. "Tadi bagus, yang harus didampingi saya kira juga baik. Nanti kalau ada yang minta di-endorse lagi, ya di-endorse, satu-satu, nggak apa semuanya. Produknya kalau perlu. Karena memang situasi dunia sekarang bukan situasi gampang. Semua negara mengalami kenaikan inflasi. Semua negara mengalami kenaikan harga pangan. Semua negara mengalami kenaikan harga BBM. Semuanya," jelas Presiden.
Presiden berpesan agar alumni Program Kartu Prakerja dan masyarakat lain untuk tetap produktif guna memajukan bangsa. Dia menekankan sumber daya manusia lebih penting dari pada sumber daya alam.
"Sumber daya alam banyak, kalau sumber daya SDM tidak mendukung, tidak ada artinya. Tapi kalau sumber daya alam ada, didukung SDM yang baik seperti yang ada di kanan-kiri saya ini, ini yang nanti akan membuat negara ini maju," jelas Presiden.