Cianjur (ANTARA) - Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislutkanak) Cianjur, Jawa Barat, masih kekurangan tenaga medis untuk melakukan penanganan, upaya dan pencegahan penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang merebak di wilayah tersebut.
Kepala Dislutkanak Cianjur, Ahmad Rifai di Cianjur, Rabu, mengatakan sejak merebaknya wabah PMK melanda sejumlah wilayah di Indonesia, pihaknya telah melakukan berbagai upaya penanganan dan pencegahan agar hewan ternak di Cianjur tidak sampai terjangkit.
Baca juga: 143 sapi di Cianjur terjangkit PMK
"Pemeriksaan rutin dilakukan petugas kesehatan hewan ke sejumlah peternakan besar dan kecil yang ada di Cianjur, sebagai upaya pencegahan. Termasuk menyiagakan petugas di pos perbatasan agar tidak ada hewan ternak dari luar masuk ke Cianjur," katanya.
Penyebaran kasus yang ditemukan menyebar dengan cepat, sehingga petugas kewalahan untuk memberikan pelayanan karena selama ini petugas kesehatan hewan yang ada di dinas peternakan sangat terbatas.
Tercatat saat ini, pihaknya hanya memiliki satu orang dokter hewan, 10 orang tenaga kesehatan hewan dari tiga UPTD yang ada di Cianjur, sehingga penanganan cepat tidak dapat dilakukan karena keterbatasan tenaga.