Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Disparbud Jabar) menyatakan lonjakan atas membludaknya wisatawan saat momentum libur Lebaran Tahun 2022 ternyata belum berbanding lurus dengan geliat ekonomi UMKM warga lokal di sekitar wisata.
"Kami membuat sejumlah catatan selama arus libur lebaran 2022. Salah satu catatan yang disorot, ialah soal membludaknya wisatawan yang belum berbanding lurus dengan geliat ekonomi UMKM warga lokal di sekitar wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar di Bandung, Senin.
Benny mengatakan berdasarkan hasil interkasinya dengan warga, salah satu yang disorot yakni jumlah pelancong yang datang ke destinasi wisata nyatanya kurang mendongkrak roda perekonomian khususnya bagi pengusaha kecil menengah.
"Wisatawan banyak tapi roda perekonomian masih tetap sama seperti libur biasa, ini mohon maaf istilahnya botram dalam bahasa Sunda, jadi mereka membawa makanan dari rumah, makan di tepi pantai dan sampahnya berserakan dimana-mana," ujar Benny.
Untuk mengatasi keluhan tersebut, kata Benny, Disparbud Jabar saat ini sedang menggodok sejumlah cara untuk menyelaraskan roda wisata dan geliat perekonomian warga lokal.
Sementara ini, pihaknya juga memberikan imbauan kepada pelaku UMKM, khususnya kuliner agar tetap mematok harga yang wajar.
"Kami membuat sejumlah catatan selama arus libur lebaran 2022. Salah satu catatan yang disorot, ialah soal membludaknya wisatawan yang belum berbanding lurus dengan geliat ekonomi UMKM warga lokal di sekitar wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar di Bandung, Senin.
Benny mengatakan berdasarkan hasil interkasinya dengan warga, salah satu yang disorot yakni jumlah pelancong yang datang ke destinasi wisata nyatanya kurang mendongkrak roda perekonomian khususnya bagi pengusaha kecil menengah.
"Wisatawan banyak tapi roda perekonomian masih tetap sama seperti libur biasa, ini mohon maaf istilahnya botram dalam bahasa Sunda, jadi mereka membawa makanan dari rumah, makan di tepi pantai dan sampahnya berserakan dimana-mana," ujar Benny.
Untuk mengatasi keluhan tersebut, kata Benny, Disparbud Jabar saat ini sedang menggodok sejumlah cara untuk menyelaraskan roda wisata dan geliat perekonomian warga lokal.
Sementara ini, pihaknya juga memberikan imbauan kepada pelaku UMKM, khususnya kuliner agar tetap mematok harga yang wajar.
"Penyedia makanan misalnya tidak boleh mematok harga yang tinggi, misal minuman di minimarket Rp 2.000, jual Rp 3.000 lah jangan Rp 7.000 atau Rp 10 ribu. Ini perputaran ekonomi bisa berputar karena UMKM bisa meningkat terutama pemilik warung, pengunjung juga tidak keberatan karena harganya relatif wajar," ujar Benny.