Houston (ANTARA) - Harga minyak anjlok sekitar 5 persen pada akhir perdagangan yang fluktuatif, Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah kekhawatiran permintaan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dan memperingatkan inflasi yang lebih tinggi.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan global untuk pengiriman pada bulan Juni, terpuruk 5,91 persen atau 5,22 persen, menjadi menetap di 107,25 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Mei jatuh 5,65 dolar AS atau 5,22 persen, menjadi ditutup di 102,56 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak fluktuatif setelah Libya hentikan ekspor, Shanghai siap dibuka
Harga minyak merosot meskipun produksi OPEC+ lebih rendah, yang menghasilkan 1,45 juta barel per hari (bph) di bawah targetnya pada Maret, karena produksi Rusia mulai menurun menyusul sanksi yang dikenakan oleh Barat atas invasinya ke Ukraina, menurut laporan dari aliansi produsen yang dilihat oleh Reuters.
Rusia memproduksi sekitar 300.000 barel per hari di bawah targetnya pada bulan Maret sebesar 10,018 juta barel per hari, berdasarkan sumber sekunder, laporan tersebut menunjukkan.
OPEC+, yang mengelompokkan OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, bulan lalu menyetujui peningkatan produksi minyak bulanan sebesar 432.000 barel per hari pada bulan Mei, menolak tekanan oleh konsumen utama untuk memompa minyak lebih banyak.
Harga minyak anjlok 5 persen setelah IMF pangkas prospek pertumbuhan
Rabu, 20 April 2022 8:04 WIB