Namun, bekerja dengan nano lebih sulit dibandingkan dengan selebriti. Hanya dengan menghubungi managernya, rate card dan brief dapat langsung diatur dan dikelola.
"Brand dapat bekerja langsung dan direct oleh mega. Tapi, nano, brand membutuhkan ribuan hingga ratusan untuk impact lebih. Bayangkan jika mengelola sekian banyak nano secara manual? Kontak satu per satu, kirim brief, cek draft dan kirim barang. Berapa banyak waktu yang dibuang?"
Hal tersebut yang akhirnya mendorong LEMON menyediakan platform untuk mengerahkan ratusan hingga ribuan nano influencers. Platform ini diciptakan untuk mempermudah brand dan marketer mengelola campaign tanpa perlu melakukan reach out manual melalui Direct Message di sosial media. Sebelumnya, LEMON pun belajar dari pengalamannya saat mencari secara manual nano influencers dan hal tersebut sangat memakan waktu.
Yosua dan Ayumu Niwa juga memiliki pandangan khusus tentang ramalan pertumbuhan influencer marketing mendatang.
"Ke depannya, brand akan memikirikan dan peduli dengan performance. Mereka ingin mengetahui apakah uang dan usaha yang diinvestasikan menghasilkan atau tidak. Influencer marketing sudah bukan tentang berapa banyak followers dan scope of work, namun campaign berbasis performance," kata Yosua.
Ada juga Influencer Relationship Management (IRM) yang akan membantu memanfaatkan potensi sebenarnya dari kampanye yang dijalankan.
Ini tidak hanya akan meningkatkan kesadaran merek dan kepercayaan konsumen, tetapi juga laba atas investasi (ROI).
"Nano influencers" yang kian digemari
Sabtu, 9 April 2022 15:31 WIB