"Namun demikian, momok potensi 1 juta barel per hari mengenai pasar minyak membuat harga minyak mentah Brent berada di bawah tekanan," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
Analis tidak memperkirakan harga akan turun banyak dalam waktu dekat, bahkan dengan prospek kembalinya lebih banyak minyak Iran, dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, berjuang untuk memenuhi target produksi mereka.
Baca juga: Harga minyak pulih sebagian, Kyiv disebut serang pemberontak dukungan Rusia
“Pasar minyak rentan terhadap gangguan pasokan mengingat stok minyak global mendekati posisi terendah tujuh tahun dan karena kapasitas cadangan OPEC+ dipertanyakan mengingat pertumbuhan pasokan OPEC+ yang mengecewakan,” kata analis Commonwealth Bank (CBA), Vivek Dhar dalam sebuah catatan.
Dengan permintaan minyak juga pulih karena perjalanan udara dan lalu lintas jalan raya meningkat, CBA memperkirakan Brent bertahan di kisaran 90 dolar AS hingga 100 dolar AS per barel dalam jangka pendek dan mencapai 100 dolar AS "cukup mudah" jika ketegangan meningkat antara Rusia dan Ukraina.
Presiden AS Joe Biden akan menjadi tuan rumah pembicaraan melalui telepon pada Jumat tentang krisis Ukraina dengan para pemimpin Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Rumania, Inggris, Uni Eropa, dan NATO, kantor Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan.
Baca juga: Harga minyak turun, Prancis dan Iran sebut lebih dekat ke kesepakatan nuklir
Harga minyak merosot di Asia karena prospek pelonggaran sanksi minyak Iran
Jumat, 18 Februari 2022 9:58 WIB