Bandung (ANTARA) - Sebanyak 106 anak yang mengikuti pelatihan vokasional di UPTD Panti Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (PSBR) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat (Jabar) mendapatkan sertifikat kompetensi barista.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Dodo Suhendar, Selasa, mengatakan sebelum melakukan sertifikasi kompetensi, mereka mendapatkan pelatihan selama lima bulan.
Baca juga: Dinsos Jabar: Bansos tunai harus sampai tangan penerima dengan nilai utuh
Sertifikat itu menjadi bekal bagi anak yang membutuhkan perlindungan khusus untuk bekerja dan berkarier.
Barista adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan. Kata "barista" berasal dari bahasa Italia yang berarti "pelayan bar".
Lebih lanjut dikatakannya dalam pelatihan itu, dua bulan pertama tentang keagamaan, peningkatan percaya diri, interaksi sosial, pembinaan fisik dan disiplin dan tiga bulan berikutnya pelatihan keterampilan.
"Kurang lebih tiga bulan, mereka dilatih keterampilan yang mereka minati, salah satunya barista. Untuk barista, mereka dilatih dan kita kerja sama dengan Sugeng Coffee yang menjadi pengampu," kata Dodo dalam Podcast Juara (Jabarprov Bersuara).
Baca juga: Pemprov Jabar salurkan bansos untuk 70.664 kelompok penerima manfaat
"Mereka juga sudah bersertifikat, bahkan ada yang menjadi pelatih dalam pelatihan-pelatihan barista di banyak tempat. Sertifikat kompetensi barista ini sebagai bentuk pengakuan bahwa mereka mampu menjadi seorang barista," katanya.
Dodo menuturkan, ada banyak keterampilan dalam pembinaan anak yang membutuhkan perlindungan khusus di UPTD PSBR mulai dari keterampilan elektronik, menjahit, sampai montir.
Namun, peminat untuk keterampilan barista terus meningkat setiap tahunnya. Pun demikian dengan keterampilan mencukur.
Untuk mengasah keterampilan peminat barista dan mencukur, Dinas Sosial Jawa Barat membuat dua tempat workshop bernama Cafe Raisa (Remaja Mandiri Serba Bisa) di Lembang dan Aksara (Anak Asuh Juara) Coffee and Barber Shop di Kabupaten Subang.
"Aksara Coffee (dan Cafe Raisa) ini punya dua fungsi. Pertama, memang untuk juga sebagai kafe untuk umum. Bagi mereka yang suka kopi, silakan datang. Kedua, merupakan tempat workshop anak-anak kita yang berada di panti, khususnya yang bina remaja di Lembang, untuk menjalani praktik pelatihan," katanya.
Menurut Dodo, tempat workshop tersebut memudahkan anak-anak panti sosial melakukan pelatihan.
Ia pun berharap dengan pelatihan yang komprehensif sekaligus sertifikasi kompetensi, anak yang membutuhkan perlindungan khusus dapat berdaya.
"Kelebihan kalau kita punya workshop itu, kita bisa latihan kapan saja. Jadi tadi fungsinya ada dua. Fungsi sebagai kafe sendiri, untuk memberikan pelayanan umum para penikmat kopi. Satu lagi untuk pelatihan bagi remaja-remaja yang ada di panti sosial kami," katanya.
"Jangan sampai mereka yang masuk panti, setelah selesai pembinaan panti, pas keluar itu mereka bingung atau mungkin masih menjadi masalah sosial. Tapi kita harapkan dengan adanya pemberdayaan sosial juga, mereka bisa mandiri," katanya.
Dodo menyatakan, panti sosial yang berada di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat tidak hanya fokus pada perlindungan dan jaminan sosial, tetapi juga mulai fokus ke arah pemberdayaan sosial.
"Untuk pengembangan ini, kita sudah mulai kerja sama dengan SBM ITB. Ini merupakan suatu rencana pengembangan ke depan. Bukan hanya masalah kafe, tapi kegiatan-kegiatan usaha lainnya yang bisa dikembangkan," katanya.
Baca juga: DPRD Jawa Barat dorong anggaran dinas sosial ditingkatkan
106 anak Panti Sosial Jawa Barat dapat sertifikat kompetensi barista
Selasa, 25 Januari 2022 11:05 WIB