New York (ANTARA) - Harga minyak turun untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan oleh kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS sementara investor mengambil keuntungan setelah menyentuh level tertinggi tujuh tahun pada awal pekan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret merosot 49 sen atau 0,6 persen, menjadi menetap di 87,89 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret kehilangan 41 sen atau 0,5 persen, menjadi ditutup di 85,14 dolar AS per barel.
Baca juga: Minyak turun di Asia, peningkatan stok AS dorong ambil untung
Namun, kedua minyak mentah acuan itu naik untuk minggu kelima berturut-turut, menguat sekitar 2,0 persen minggu ini. Harga minyak telah naik lebih dari 10 persen sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan. Awal pekan ini, baik Brent maupun WTI juga naik ke level tertinggi sejak Oktober 2014.
"Kemunduran terbaru kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi aksi ambil untung sebelum akhir pekan dan tidak adanya katalis bullish baru," kata analis PVM Stephen Brennock, mencatat data bearish pada Kamis (20/1/2022) dari Badan Informasi Energi (EIA).
EIA melaporkan kenaikan stok AS pertama sejak November dan persediaan bensin pada level tertinggi 11 bulan, berlawanan dengan ekspektasi industri.