Tasikmalaya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, menurunkan tim kesehatan hewan untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ternak sapi yang saat ini dilaporkan sudah banyak sapi positif dan juga mati akibat penyakit tersebut.
"Kami tim bekerja semua untuk penanganan PMK karena akan menjadi permasalahan mana kala kita akan menghadapi Idul Fitri," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin kepada wartawan di Tasikmalaya, Selasa.
Ia menuturkan sejak Desember 2024 telah mendapatkan laporan adanya sejumlah hewan ternak seperti sapi yang terjangkit wabah PMK, salah satunya daerah Cikawung Ading, Kecamatan Cipatujah.
Selanjutnya tim dari dinas, kata dia, melakukan investigasi untuk menelusuri hewan ternak mana saja yang terindikasi terjangkit wabah PMK untuk secepatnya dilakukan penanganan agar tidak menular atau sampai mati.
"Kami memintakan rekan-rekan untuk investigasi, bukan saja di Cikawung Ading, tetapi kami melakukan investigasi dan melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat," katanya.
Berdasarkan laporan awal sampai saat ini dari populasi 45 ribu sapi, sebanyak 470 sapi terindikasi terjangkit PMK, dan sebanyak 36 sapi mati berdasarkan hasil uji laboratorium positif PMK.
Tim saat ini, kata dia, terus melakukan penelusuran dengan mengambil sampel dari setiap sapi yang terindikasi terjangkit PMK untuk dilakukan uji laboratorium dengan hasilnya dilaporkan ada yang positif.
"Ada 470 ekor terindikasi penyakit PMK tersebut, dari hasil investigasi itu ada 36 ekor yang mati, kami berupaya terus menerus untuk mencegahnya," katanya.