Chicago (ANTARA) - Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), ketika dolar memulihkan beberapa kerugiannya, imbal hasil obligasi pemerintah meningkat dan selera terhadap aset-aset berisiko kembali pulih, dengan para investor tampak melewati risiko ekonomi yang ditimbulkan oleh varian Omicron.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 5,9 dolar AS atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada 1.788,70 dolar AS per ounce. Emas di pasar spot juga melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.786,50 dolar AS per ounce pada pukul 18.36 GMT.
Baca juga: Harga emas stabil di Asia, pedagang kaji dampak Omicron, kenaikan suku bunga
Sehari sebelumnya, Senin (20/12/2021), emas berjangka jatuh 10,3 dolar AS atau 0,57 persen menjadi 1.794,60 dolar AS, setelah naik 6,7 dolar AS atau 0,37 persen menjadi1.804,90 dolar AS pada Jumat (18/12/2021), dan melonjak 33,7 dolar AS atau 1,91 persen menjadi 1.798,20 dolar AS pada Kamis (16/12/2021).
"Anda mendapat risiko pada perdagangan karena ekuitas AS bangkit kembali setelah kerugian kemarin, dan dolar juga pulih bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS, semuanya sedikit menekan emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Tetapi "orang sedang membeli segala jenis penurunan yang mereka bisa" karena mereka khawatir tentang ketidakpastian termasuk pukulan ekonomi dari COVID-19 dan level 1.800 dolar AS tetap menjadi titik pivot utama untuk emas, Streible menambahkan.
Harga emas tergelincir 5,2 dolar karena "greenback" dan ekuitas menguat
Rabu, 22 Desember 2021 6:52 WIB