New York (ANTARA) - Harga minyak melonjak hampir lima persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), merebut kembali kerugian pekan lalu di tengah harapan varian Virus Corona Omicron akan memiliki dampak ekonomi yang tidak terlalu merusak jika gejalanya sebagian besar terbukti ringan, dan Saudi menaikkan harga jualnya ke Asia dan Amerika Serikat.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari terangkat 3,20 dolar atau 4,6 persen, menjadi menetap di 73,08 dolar AS per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Januari bertambah 3,23 dolar AS atau 4,9 persen, menjadi ditutup di 69,49 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak berakhir lebih tinggi setelah berayun liar karena putusan OPEC+
Pekan lalu kedua harga acuan tersebut turun untuk enam minggu berturut-turut.
Laporan di Afrika Selatan mengatakan kasus Omicron di sana hanya menunjukkan gejala ringan dan pejabat tinggi penyakit menular AS, Anthony Fauci, mengatakan kepada CNN "sepertinya tidak ada tingkat keparahan yang besar" sejauh ini.
Gedung Putih mengatakan pada Senin (6/12/2021) bahwa larangan AS terhadap warga negara asing memasuki negara itu dari delapan negara Afrika selatan adalah sesuatu yang dipertimbangkan kembali oleh penasihat kesehatan masyarakat Presiden Joe Biden setiap hari.