Baca juga: Harga minyak beragam, meningkatnya kasus COVID picu kekhawatiran permintaan
Kelompok OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, pekan lalu memutuskan untuk terus meningkatkan pasokan bulanan sebesar 400.000 barel per hari (bph) pada Januari, bahkan setelah penurunan harga yang didorong oleh kekhawatiran Omicron.
Menteri Perminyakan Irak Ihsan Abdul-Jabbar mengatakan dia memperkirakan harga minyak akan mencapai lebih dari 75 dolar AS, kantor berita negara INA melaporkan. Dia menambahkan bahwa OPEC sedang mencoba untuk "mengendalikan secara positif" pasar energi, kata INA.
Harga minyak juga didukung oleh berkurangnya prospek kenaikan ekspor minyak Iran setelah pembicaraan tidak langsung AS-Iran tentang penyelamatan kesepakatan nuklir Iran 2015 terhenti pekan lalu.
Sementara itu, Konferensi Perminyakan Dunia yang ditujukan untuk teknologi masa depan dan strategi rendah karbon dimulai di Houston pada Senin (6/12/2021) dengan para eksekutif puncak dari perusahaan-perusahaan energi menegaskan perlunya lebih banyak minyak selama beberapa dekade mendatang.
“Kami sebenarnya sedang memasuki masa kelangkaan. Dan saya pikir untuk pertama kalinya, dalam waktu yang lama, kita akan melihat pembeli mencari satu barel minyak, dibandingkan dengan satu barel minyak mencari pembeli, " kata Kepala Eksekutif Perusahaan Jasa Energi Halliburton, Jeff Miller.
Baca juga: Harga minyak naik di sesi Asia setelah OPEC+ akan tinjau penambahan pasokan