New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan minyak mentah berjangka AS anjlok lebih dari lima persen, setelah Kepala Moderna meragukan kemanjuran vaksin COVID-19 terhadap varian virus Corona, Omicron, menakutkan pasar keuangan dan mengangkat kekhawatiran tentang permintaan minyak.
Minyak mentah berjangka Brent merosot 2,87 dolar AS atau 3,9 persen, menjadi menetap di 70,57 dolar AS per barel, setelah mencapai level terendah intraday di 70,22 dolar AS per barel, terendah sejak Agustus.
Baca juga: Harga minyak lanjutkan kenaikan karena taruhan OPEC+ tahan tambahan produksi
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir 3,77 dolar AS atau 5,4 persen lebih rendah, menjadi 66,18 dolar AS per barel. WTI sempat turun ke terendah sesi di 64,43 dolar AS per barel, juga terendah sejak Agustus.
Bulan ini, harga minyak turun paling tajam sejak Maret 2020, awal dari lockdown yang meluas karena pandemi. Brent anjlok bulan ini sebesar 16,4 persen, sementara WTI terjun 20,8 persen.
Kepala pembuat obat Moderna Inc mengatakan kepada Financial Times bahwa vaksin COVID-19 tidak mungkin efektif melawan varian virus Corona, Omicron seperti halnya terhadap varian Delta.
"Ancaman terhadap permintaan minyak adalah nyata," kata Louise Dickson, analis pasar minyak senior di Rystad Energy.