Bandung (ANTARA) - Rektor Universitas Pasundan (Unpas)
Prof Dr Ir H Eddy Jusuf optimistis para mahasiswa lulusan Universitas Pasundan akan menjadi bagian dari bonus demografi di Indonesia yang diperkirakan akan terjadi di tahun 2030 hingga 2040.
"Wisuda bukan akhir dari kegiatan pembelajaran karena manusia itu harus terus belajar bahkan menjadi titik awal menuju kepada peningkatan kualitas diri di masing -masing. Karena saya yakni alumni Unpas akan mengisi bonus demografi di tahun 2030 dan 2040," kata Prof Eddy seusai Sidang Terbuka Senat Unpas Wisuda Sarjana, Magister dan Doktor Gelombang I Tahun Akademik 2021/2022, di Aula Kampus IV Unpas Kota Bandung, Sabtu.
Menurut dia apabila bonus demografi tersebut akan menjadi peluang besar bagi generasi muda saat ini termasuk lulusan Unpas khususnya dunia kerja.
Terlebih, para mahasiswa Unpas lulusan sekarang akan masuk kedalam manusia solutif diatas manusia 15 tahun dan di bawah 65 tahun di tahun 2030 itu sehingga puncak produktifitas Indonesia dengan tenaga kerja unggul itu ya di Tahun 2035.
"Dan saya yakin mereka semua yang lulus saat ini mengisi bonus demografi itu, sehingga kita tidak kalah dengan negara maju, yang justru negara maju akan kehilangan beberapa generasi karena tidak mempersiapkan dari sekarang dan sudah memasuki masa pensiun," katanya.
Sementara itu untuk kali pertamanya Unpas menggelar prosesi wisuda di lingkungan kampus sendiri yakni di Aula Kmapus IV Unpas, Jalan Setiabudi Kota Bandung.
"Karena suasana pandemi ini setelah 61 tahun akhirnya Unpas bisa menyelenggarakan prosesi wisuda di dalam kampus sendiri," tuturnya.
Wisuda dilakukan secara hybrid secara luring di Kampus Unpas, Jalan Setiabudhi No 193 Bandung dan secara daring melalui zoom.
Adapun pada wisuda kali ini Unpas mewisuda sebanyak 674 lulusan meliputi 84 Lulusan Pascasarjana, 58 lulusan Fakultas Hukum (FH), 173 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) 30 Lulusan Fakultas Teknik(FT) 91 Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), 213 Lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) serta 25 Lulusan Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS).
Sementara itu, Plt Kepala LLDIKTI Wilayah IV, Ir Dharnita Candra menyampaikan selamat kepada Unpas yang telah berhasil melahirkan lulusan baru.
Ia mengatakan bahwa Unpas adalah kampus kebanggaan LLDIKTI Wilayah IV Jabar dan Banten karena Unpas adalah kampus dengan akreditasi A dan aktif dalam program pemerintah.
"Semoga ke depan Universitas Pasundan semakin baik lagi dan menghasilkan lulusan yang berkualitas," katanya.
Ia berharap lulusan Unpas akan turut berkontribusi bagi pembangunan, mudah diterima di dunia kerja, dan bisa memberikan kebanggaan bagi almamater bahkan bangsa dan negara.
Dalam waktu yang sama, Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi (YPT) Pasundan Dr Makbul Mansyur berpesan kepada wisudawan untuk terus belajar dan berkembang.
"Selamat para wisudawan dan wisudawati yang telah menyelesaikan studi di Unpas, namun gelar sarjana, magister dan doktor tidak akan ada artinya apa-apa jika tidak bermanfaat bagi umat," ujarnya.
Maka dari itu, Makbul mengingatkan agar mahasiswa dapat memegang prinsip dalam melalui masa yang akan datang.
"Teruslah berkarya, dengan kreatif dan inovatif, yang kedua harus berjiwa tangguh artinya pantang menyerah, kemudian yang ketiga menjadi pelopor pembaharu di masyarakat," katanya.
Adapun Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan Prof Dr HMDidi Turmudzi menyampaikan rasa syukur atas penyelenggaraan wisuda saat ini.
"Saya bersyukur karena cita-cita yang ingin dicapai oleh para wisudawan menjadi kenyataan yakni menyelesaikan studi. Ini bukan hanya kebanggaan wisudawan atau keluarga, tapi juga kami semua pimpinan di Unpas," katanya.
"Kepada alumni Unpas semoga bisa membawa nama Unpas, karena besarnya nama Unpas bukan hanya karena lembaganya tapi juga karena kinerja dan kontribusi para lulusannya. Semoga para alumni bisa membawa pada kemaslahatan, kebaikan dan kemajuan," kata Prof Didi.
Baca juga: Universitas Pasundan mulai gelar perkuliahan tatap muka secara terbatas
Baca juga: Sebanyak 3.645 mahasiswa baru Unpas ikuti PKKMB 2021/2022
Baca juga: Dosen masih kesulitan buat jurnal berkualitas, sebut IAPA Jabar