Jakarta (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) pada Sabtu meluncurkan aplikasi Isolasinfo untuk membantu pasien isolasi mandiri menjaga kesehatan fisik dan mental di masa pandemi COVID-19, khususnya yang bergejala ringan atau tanpa gejala.
Isolasinfo adalah karya kolaborasi dari Fakultas Kedokteran UI - RSCM, Indonesian Medical Education Research Institute (IMERI) FKUI, Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI, dan bermitra dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jakarta Pusat.
Direktur IMERI FKUI, Prof. dr. Badriul Hegar, menyambut baik hadirnya aplikasi yang diharap bisa memberikan manfaat yang berkesinambungan untuk masyarakat.
"IMERI bersama FKUI-RSCM, Fasilkom UI, dan IDI Jakarta Pusat sangat bangga menjadi bagian dari hasil karya ini," kata Badriul dalam peluncuran Isolasinfo yang berlangsung daring, Sabtu.
Direktur Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Lies Dina Liastuti, mengapresiasi mahasiswa-mahasiswa yang berpartisipasi dalam penanggulangan masalah di tengah masyarakat. Dia berpesan agar ide kreatif ini bisa terus bermanfaat bahkan setelah pandemi usai.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, mengatakan Isolasinfo merupakan bentuk terobosan dari mahasiswa lintas fakultas, sebuah jawaban dari tuntutan di era digital.
Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fasilkom UI, Ari Saptawijaya, mengapresiasi tim pengembang aplikasi yang merupakan gabungan dari mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Komputer. Dia berharap kolaborasi ini menjadi penyemangat semua orang untuk saling mendukung dalam menghadapi dan mengatasi pandemi.
Dia menyebut Isolasinfo adalah bukti kemampuan adaptasi Universitas Indonesia di tengah kemajuan teknologi informasi dalam situasi pandemi yang membatasi ruang gerak.
"Kerjasama ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan terus ke depannya," kata Ari.
Tingginya angka penderita masalah kesehatan mental di masa pandemi menjadi salah satu faktor yang mendorong terciptanya aplikasi ini. Kasus Terkonfirmasi Positif COVID-19 per hari telah menurun, tapi angka pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri perlu tetap diperhatikan, kata pendiri Isolasinfo Shakira Amirah.
Kurangnya pengetahuan masyarakat selama isolasi mandiri serta penyebaran informasi yang kurang merata juga melatarbelakangi aplikasi ini. "Kami berharap aplikasi ini bisa membantu masyarakat dalam melaksanakan isolasi mandiri tanpa gejala dan bergejala ringan," kata Shakira yang merupakan mahasiswa tingkat dua Fakultas Kedokteran UI.
Aplikasi yang dibuat dalam waktu empat bulan ini sudah bisa diunduh secara gratis di Playstore dan akan tersedia di Appstore. Isolasinfo memiliki enam fitur utama, yakni fitur edukasi, asesmen harian, nutrisi dan pengingat minum obat, olahraga, well being dan forum.
Dalam fitur asesmen harian, pengguna dianjurkan mengisi informasi sebanyak tiga kali sehari. Riwayat asesmen dari hari ke hari akan tersimpan dan bisa dilihat oleh pengguna. Aplikasi ini juga menyediakan berbagai informasi dalam fitur edukasi seperti cara mengelola limbah infeksius. Pengguna juga bisa mengakses fitur nutrisi yang merekomendasikan makanan yang dibutuhkan selama isolasi mandiri, juga memanfaatkan fitur pengingat minum obat atau vitamin.
Fitur lainnya adalah fitur well being berisi edukasi kesehatan jiwa meliputi kiat menjaga kesehatan mental dan fitur jurnaling di mana hanya pengguna yang bisa membacanya. Selanjutnya, fitur olahraga berisi edukasi dan skrining olahraga dilengkapi dengan gambar untuk mempermudah pengguna. Gerakan olahraga yang ada di fitur ini meliputi latihan pernapasan, latihan kardiorespirasi dan latihan pendinginan.
Pengguna pun dapat berbagi cerita dan semangat satu sama lain dengan memanfaatkan fitur forum.
Baca juga: Isoman antipanik dengan panduan yang tepat, apa saja?
Baca juga: Wabup Garut: Isoman berpotensi munculkan kasus baru COVID-19
Baca juga: Warga Garut terpapar COVID-19 diimbau untuk isolasi terpadu