Garut (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Garut, Jawa Barat mengajak pelajar SMK jurusan tata boga untuk berinovasi mengembangkan olahan pangan dari bahan bukan beras dan terigu yang memiliki nilai gizi seimbang untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras.
"Kita bekerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan 3 Garut Jurusan Tata Boga, siswanya dilibatkan untuk mencoba berinovasi dalam pengolahan pangan, tetapi tentunya non beras, non terigu," kata Kepala Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan pada DKP Kabupaten Garut Yani Yuliani saat acara Festival Lomba Cipta Menu Pangan Lokal di SMKN 3 Garut, Rabu.
Ia menuturkan upaya mendorong pelajar untuk berinovasi itu salah satunya dengan menggelar perlombaan maupun festival yang menunjukkan berbagai kreasi menarik dalam membuat dan menyajikan hasil pangan olahan dari bahan baku lokal bukan beras dan terigu.
Kabupaten Garut, kata dia, memiliki banyak potensi pangan lokal berkualitas bagus yang bisa diolah menjadi menu makanan bergizi dan tentunya bisa menjadi pengganti konsumsi pokok masyarakat dari beras dan terigu.
"Dengan potensi pangan lokal di Kabupaten Garut yang cukup berlimpah diharapkan ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras bisa diseimbangkan dengan konsumsi sumber karbohidrat pengganti seperti singkong, ubi, kentang dan lainnya," kata Yani.
Ia menyampaikan program inovasi bahan lokal yang dilakukan kalangan pelajar itu bisa menambah ketahanan pangan masyarakat di Kabupaten Garut, selain dari ketersediaan pangan pokok berupa beras.
Ia berharap inovasi yang dilakukan pelajar melalui perlombaan itu bisa diminati masyarakat untuk mau mengkonsumsi maupun mengembangkannya.
"Untuk meningkatkan daya tarik masyarakat terhadap pengganti beras tersebut tentunya perlu upaya dalam berinovasi, berkreasi mengolah pangan lokal menjadi pangan olahan yang diminati masyarakat untuk dikonsumsi," katanya.
Ia berharap adanya kegiatan perlombaan inovasi pangan itu bisa membantu menyejahterakan petani Garut karena hasil taninya akan banyak yang beli untuk kebutuhan bahan baku pangan tersebut.
"Kita berharap semakin mampu mengakses pangan-pangan lokal yang dihasilkan oleh kelompok-kelompok tani di Kabupaten Garut, soalnya secara tidak langsung juga mampu meningkatkan pendapatan para petani produk pangan lokal," katanya.
Ia menambahkan kegiatan tersebut disambut antusias pelajar, terbukti banyak yang daftar namun tidak bisa diikutsertakan karena keterbatasan waktu dan tempat.
Jumlah peserta yang ikut perlombaan, kata dia, sebanyak 60 siswa yang dibagi menjadi 20 tim terdiri dari setiap tim sebanyak 3 siswa.
"Jadi sekitar 120 (peserta), tapi karena tempatnya tidak memungkinkan jadi kita hanya mampu menampung untuk 20 tim saja," katanya.
Kepala Jurusan Tata Boga SMKN 3 Garut Ai Kurniati menyampaikan kegiatan itu akan mampu membangun pelajar untuk terus berkreasi dan berkarya dalam menciptakan pangan berbasis bahan lokal.
"Terutama untuk anak-anak bisa lebih mengembangkan potensinya, kemudian juga ibu sangat berterimakasih kepada pihak Dinas Ketahanan Pangan yang sudah bisa bekerjasama dengan kami, khususnya SMKN 3 Garut," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut latih warga kembangkan usaha makanan olahan ikan laut
Baca juga: Produk olahan pertanian Garut diminati sejumlah pengelola hotel
Baca juga: BPOM kerja sama dengan 10 industri berdayakan UMK pangan olahan