Bandung (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi meluncurkan program Orang Tua Angkat Pemberdayaan UMK (usaha mikro kecil) Pangan Olahan lewat kerja sama dengan 10 industri guna memperbesar potensi usaha alternatif di masa krisis.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan program tersebut adalah upaya sinergi yang dilakukan antara pemerintah dan dunia usaha dalam rangka menumbuhkan iklim pengembangan UMKM yang kondusif.
“UMK harus tetap didampingi, dirawat, dan diberdayakan. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa UMK merupakan salah satu solusi untuk kita keluar dari krisis pandemi COVID-19”, kata Penny di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Menurut dia, keberadaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMK) di Indonesia memegang peran strategis dalam perekonomian nasional. Terutama dalam penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang lebih besar, tak terkecuali dengan UMK pangan.
Dia mengatakan UMK pangan merupakan aset bagi Pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperluas lapangan kerja serta dapat menjadi alternatif bentuk usaha di masa krisis.
Agenda peluncuran tersebut merupakan awal dari rangkaian pelaksanaan program Orang Tua Angkat, yang selanjutnya akan dilakukan seleksi UMK Anak Angkat untuk diasuh oleh 10 industri pangan olahan.
Dukungan yang dapat diberikan oleh industri sebagai Orang Tua Angkat, antara lain berupa hibah pendanaan, peralatan, atau peningkatan kapasitas bagi UMK yang menjadi anak angkat.
Sementara itu Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan program tersebut dapat menjadi motivasi para pelaku UKM pangan untuk mengembangkan usahanya.
Selain itu, menurutnya UKM pun cukup penting bagi sektor pariwisata di Jawa Barat. Karena sektor pariwisata sendiri dapat turut membantu pendapatan daerah kembali meningkat.
"UMKM ini memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, hampir sekitar itu 70 persen itu kontribusi ekspor di Jawa Barat itu dari UMKM," kata Benny.
Menurut dia, UKM di Jawa Barat sendiri sangat terdampak akibat adanya pandemi COVID-19 karena daya beli masyarakat yang menurun. Masyarakat saat ini menurutnya lebih suka untuk menyimpan uang daripada membelanjakannya.
Maka dari itu, gelontoran dana dari pemerintah dan program-program lainnya untuk pemulihan ekonomi menjadi salah satu modal penting.
"Kami juga mendorong masyarakat untuk membelanjakan supaya tumbuh lagi UKM-nya," kata Benny.
Baca juga: Ridwan Kamil didaulat jadi duta produk UMKM Jabar
Baca juga: TP-PKK Jabar dorong pengembangan UMKM melalui kemitraan e-commerce
Baca juga: 37 UMKM Jabar partisipasi di pameran KKI 2021