Bogor (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memfasilitasi generasi muda untuk menggeluti wirausaha pertanian bahkan untuk terjun menjadi petani unggul.
"Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan, terlebih di tengah pandemi ini," katanya pada pelatihan start-up di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, sebagaimana informasi yang diperoleh dari Humas Polbangtan Bogor, Selasa.
Ia menegaskan Kementerian Pertanian, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), memiliki Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) bagi generasi muda meningkatkan kapasitas pengetahuan dan kemampuan mereka di bidang pertanian.
Peningkatan kemampuan tersebut dilakukan melalui pelatihan dengan manfaatkan teknologi, alsintan (alat dan mesin pertanian), jejaring hingga jejaring pemasaran.
Kepala (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi menjelaskan dua kunci utama dalam pelaksanaan program YESS.
Pertama Program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjadi agen pembangunan pertanian. Kedua, sasaran dari program YESS yakni pemuda harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu sampai hilir.
Sebagai langkah awal untuk mencapai target tersebut, YESS PPIU (Provincial Project Implementation Unit) Jawa Barat yang bertempat di Polbangtan Bogor menyelenggarakan prlatihan start-up bagi generasi muda sehingga calon penerima manfaat (CPM) dapat meningkatkan kemampuannya dalam memulai usaha.
Kegiatan yang dilaksanakan serentak di empat kabupaten di Jawa Barat ini diikuti oleh 320 orang peserta. Penerima manfaat dari kegiatan pengelolaan keuangan adalah para pemuda pedesaan yang telah masuk dalam database CPM Program YESS di Kabupaten Subang, Cianjur, Sukabumi, dan Tasikmalaya.
Nazaruddin, selaku Manager Program YESS PPIU Jabar, mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang usaha di bidang pertanian, seperti, perencanaan usaha, akses ke jasa layanan teknis usaha, manajemen keuangan, akses pasar, dan akses terhadap jasa layanan keuangan, informasi dan pelayanan pengembangan usaha, serta mentorship.
Selain itu juga meningkatkan keterampilan teknis tertentu untuk akses kepada jasa layanan teknis usaha, alternatif kredit, pemasaran dan komersialisasi, branding dan pengemasan dan harga pokok produksi.
Neni Amaliah, salah satu narasumber pada kegiatan tersebut mengatakan bahwa seluruh peserta pelatihan dapat meningkatkan kapasitasnya dalam perencanaan usaha dan kemampuan teknis.
“Dengan meningkatnya kemampuan perencanaan usaha dan kemampuan teknis sehingga para CPM ini dapat memahami sebelum memulai usaha,” katanya.
Baca juga: Mentan Yasin Limpo harapkan petani milenial jadi tumpuan pembangunan
Baca juga: Bupati Bandung dorong generasi milenial tidak gengsi bertani
Baca juga: Wagub Jabar berharap pemuda tertarik dan mengerti soal pertanian