Jakarta (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjalin kerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dalam rangka menguatkan peran dan kontribusi penanaman modal untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya terkait investasi pengembangan baterai kendaraan listrik.
Kerja sama tersebut dituangkan dalam Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dan UI yang ditandatangani oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dan Rektor UI Prof. Ari Kuncoro, Kamis, secara daring di kantor masing-masing.
"Kami membutuhkan kerja sama pionir yang positif dari UI karena dunia tahu, output UI tidak diragukan. Pak Rektor, kami mohon dukungan agar bisa membangun kolaborasi yang baik," kata Bahlil dalam webinar bertajuk "Prospek & Tantangan Industri Baterai Nasional" yang digelar bersamaan dengan penandatanganan kerja sama tersebut.
Bahlil mengatakan kerja sama itu merupakan salah satu langkah pemerintah dalam melakukan kolaborasi dengan dunia akademik, terutama untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.
Kolaborasi antara Kementerian Investasi/BKPM dengan UI itu mencakup aspek pendidikan dan pelatihan, penelitian dan kajian terkait penanaman modal serta kemudahan berusaha, publikasi bersama, dan berbagai bentuk kerja sama lain yang akan mengemuka di kemudian hari.
Dalam sambutannya, Rektor UI Prof. Ari Kuncoro berharap kegiatan seminar dan penandatanganan ini menjadi momentum awal kolaborasi antara UI, pemerintah, dan industri dalam rangka membangun ekosistem industri mobil listrik nasional.
"Kerja sama dan kegiatan seminar ini penting untuk memahami pergeseran industri otomotif dunia, dari industri berbasis bahan bakar fosil menjadi industri kendaraan berbahan dasar listrik (electric vehicle/EV)," katanya.
Dalam pengembangan teknologi EV, UI telah memulai pada tahun 2012 dengan diluncurkannya Molina-UI (Mobil Listrik Nasional Universitas Indonesia) oleh Fakultas Teknik UI (FTUI) serta pengembangan baterai ion-lithium yang hemat energi oleh Departemen Teknik Metalurgi dan Material FTUI.
Hal ini terus dikembangkan sampai saat ini dengan melakukan riset terkait sistem motor listrik, sistem charging baterai, serta kajian sosial ekonomi terkait perubahan perilaku konsumen otomotif.
Industri baterai kendaraan listrik (EV battery) merupakan salah satu prioritas pemerintah saat ini. Investasi di sektor tersebut diproyeksikan akan menjadikan Indonesia naik kelas dari produsen dan eksportir bahan mentah, menjadi pemain penting pada rantai pasok dunia untuk industri baterai kendaraan listrik.
Kementerian Investasi/BKPM berkomitmen untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik terintegrasi di Indonesia, mulai dari produksi baterai hingga kendaraan listrik dan pemasarannya.
Baca juga: Pabrik baterai sel untuk mobil listrik mulai berproduksi 2023
Baca juga: Luhut: Cadangan nikel melimpah, Indonesia punya posisi tawar kuat
Baca juga: Pabrik baterai sel kendaraan listrik dibangun di Bekasi