Garut (ANTARA) - Bupati Garut Rudy Gunawan mengakui angka kematian pasien positif COVID-19 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, tinggi secara nasional mencapai 4,2 persen atau sebanyak 382 kasus dari seluruh pasien positif sebanyak 9.083 orang.
"Angka kematian kita adalah tertinggi di Indonesia, melebihi angka 4 persen, yang positif sekarang 9.083 orang, yang meninggal dunia 382 orang, jadi sudah 4,2 persen," kata Rudy Gunawan di Garut, Senin.
Ia menuturkan angka kematian akibat COVID-19 tingkat nasional sampai 15 Mei 2021 berada pada angka 2,76 persen, sedangkan Kabupaten Garut sudah mencapai angka 4, 2 persen.
Bupati meminta seluruh jajaran yang menangani wabah COVID-19 agar bergerak cepat dan tidak ada keterlambatan dalam melakukan penanganan pasien positif COVID-19 untuk menurunkan angka kematian di Garut.
Pasien yang terjangkit COVID-19 itu, kata dia, jangan sampai dalam kondisi lemah kemudian mendapatkan penanganan medis, melainkan harus secepatnya ditangani secara dini.
"Jangan sampai nanti yang terkonfirmasi itu dalam keadaan yang sudah kondisi tubuhnya melemah sehingga sulit untuk diobati, terlambat diobati, sehingga mengakibatkan meninggal dunia," katanya.
Ia menyampaikan seluruh jajaran harus terus berupaya untuk menyelamatkan orang yang terjangkit COVID-19 dan mendorong semangat untuk kembali sehat dan beraktivitas seperti biasa.
"Langkah kita adalah menghentikan, membuat sesuatu yang ikhtiar, supaya angka kematian bisa diturunkan," katanya.
Bupati menambahkan upaya menanggulangi wabah COVID-19 itu, pihaknya akan mengaktifkan kembali Satgas Penangan COVID-19 di lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), serta melakukan koordinasi dengan seluruh kepala puskesmas, kemudian menetapkan Siaga 1 ancaman wabah COVID-19 usai libur Idul Fitri.
"Saya katakan dan nyatakan sekarang ini adalah Darurat 1 atau Siaga 1 untuk para puskesmas," katanya.
Baca juga: Bupati Garut: ASN bekerja seperti biasa usai libur Idul Fitri
Baca juga: Arus kendaraan di jalur Bandung-Garut berangsur normal