Jakarta (ANTARA) - Ahli Gizi Prof. Hardinsyah mengatakan bahwa tubuh seseorang dalam mencerna makanan ataupun minuman berbeda-beda, termasuk minuman yang beberapa waktu lalu viral yakni anggur merah campur susu kental manis.
"Mungkin pertama kondisi tubuh karena reaksi makanan atau minuman kan tergantung kondisi tubuh juga, buat saya diare, tapi buat orang lain enggak," kata Prof. Hardinsyah saat dikonfirmasi ANTARA, Selasa.
Selain itu, kondisi makanan dan minuman juga patut menjadi perhatian.
"Kalau anggur merahnya udah lama tergeletak tinggal sisa setengah botol itu berarti fermentasi berlanjut, itu bisa lebih lagi alkohol di dalamnya," kata dia.
Lebih lanjut, Hardinsyah mengatakan bahwa kabar yang ramai diperbincangkan di Twitter itu tidak bisa dipastikan karena belum ada informasi detail terkait hal tersebut.
Namun dia berasumsi bahwa campuran soda yang terdapat di dalamnya juga memberikan reaksi pada minuman tersebut yang berefek pada tubuh.
"Kalau soda dalam bahasa umum kan berarti sodium. Tapi ada juga yang minuman bersoda karena ada tambahan natrium dan kalsium. Jadi kemungkinan reaksi dari mineral yang bermuatan elektrolit dengan alkohol," ujar pria yang juga sebagai Ketua Umum PERGIZI PANGAN Indonesia itu.
"Kalau minuman soda yang dibuka keluar buih itu bisa jadi karena karbon dioksida yang sebenarnya di manusia itu kita membuang, bukan menghirup. Itu juga bisa jadi pengawet minuman dan membuat minuman tadi jadi kayak keluar berbusa itu jadi minuman bersoda juga," lanjutnya.
Dia pun mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan teliti sebelum membeli makanan atau minuman yang mungkin bisa berdampak bagi tubuh.
"Kalau makanan berlabel dicek ya, itu ada kadaluwarsa, kedua kemasan tidak bocor, tidak terbuka, itu menunjukkan barang masih bagus dikonsumsi, ketiga dicek apa komposisinya dan label BPOM," imbuhnya.
Baca juga: Manfaat susu kambing untuk kesehatan tubuh, apa saja?
Baca juga: Minum susu mentah bisa sebabkan penyakit, ini alasannya
Baca juga: Balitbangtan kembangkan whey susu untuk penambah imunitas