Garut (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut mengevakuasi tujuh keluarga ke tempat lebih aman setelah rumah mereka rusak akibat diterjang bencana alam tanah longsor di Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, Garut, Jawa Barat, Kamis.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut Tubagus Agus Sofyan membenarkan adanya bencana alam yang menyebabkan rumah warga rusak sehingga penghuninya harus mengungsi ke tempat lebih aman.
"Mengevakuasi tujuh kepala keluarga warga masyarakat ke rumah-rumah saudaranya dan Gedung SMPN 1 Talegong," kata Tubagus.
Baca juga: Pemkab Garut bentuk Tim Redkar untuk cegah dini kebakaran
Ia menuturkan bencana longsor perbukitan terjadi di Kampung Sawah Jeruk, Desa Sukamulya, Kecamatan Talegong, sekitar pukul 06.30 WIB.
Bencana itu, kata dia, tidak menimbulkan korban jiwa, hanya seluruh warga yang rumahnya terdampak longsor di daerah itu harus mengungsi karena khawatir terjadi longsor susulan.
"Dievakuasi ke tempat pengungsian sementara untuk menghindari longsor dan pergerakan tanah yang lebih besar," katanya.
Baca juga: Pemkab Garut mulai siapkan tenaga medis dan penyimpanan vaksin corona
Ia menyampaikan bencana tanah longsor itu cukup besar dengan panjang longsoran sekitar 500 meter serta terjadi pergerakan tanah di sepanjang jalan provinsi.
Sejumlah aparatur kecamatan, desa, dibantu TNI/Polri dan masyarakat, kata Tubagus, sudah turun ke lapangan untuk membantu warga yang terdampak longsor dan membuat jalur pembuangan lumpur.
Selain itu petugas gabungan juga langsung membersihkan material longsoran yang menutup badan jalan provinsi menghubungkan Rancabuaya dengan Pangalengan, Kabupaten Bandung agar bisa dilewati kendaraan roda dua maupun empat.
Baca juga: Garut bangun jalan penghubung antardesa di daerah terpencil
"Sampai saat ini jalan dapat dilewati oleh kendaraan roda dua dan roda empat," kata Tubagus.
Warga yang terdampak longsor dan harus mengungsi yakni rumah milik keluarga Cucu (36) dengan jumlah penghuninya tiga orang, Uus (35) dengan jumlah penghuninya dua orang, keluarga Joni (40) dengan jumlah penghuninya dua orang.
Selanjutnya rumah keluarga milik Kamar (57), keluarga Kurnia (42) dengan jumlah penghuninya empat orang, keluarga Salimin (40) dengan jumlah penghuninya tiga orang, dan keluarga Ecep (35) dengan jumlah penghuninya tiga orang.
Baca juga: 25 karyawan RSUD Pameungpeuk Garut positif COVID-19