Bandung (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Perhubungan mulai menggunakan konsep kartu pintar Buku Lulus Uji Elektronik (BLU-E) sebagai pengganti bukti lulus uji KIR bagi kendaraan jasa angkutan.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial berharap BLU-E bisa membuat para pengusaha jasa angkutan lebih disiplin melakukan uji kelaikan armadanya. Sebab, kelaikan kendaraan sangat berkaitan dengan keselamatan ketika berada di jalan.
"Dengan (BLU-E) elektronik ini bisa membangun kedisiplinan. Selain itu juga bisa mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Oded di Bandung, Kamis.
Sistem BLU-E ini juga dilengkapi dengan sertifikat dan stiker hologram guna meminimalisir pemalsuan yang kerap terjadi pada buku lulus uji KIR yang konvensional. Karena sudah berbasis daring, BLU-E juga lebih akurat untuk mengidentifikasi keaslian bukti lulus pengujian.
Menurut Oded, pelayanan pengujian dengan BLU-E ini juga semakin cepat serta praktis. Masyarakat, kata dia, kini lebih mudah untuk mengurus uji KIR kendaraannya dengan proses yang efisien.
"Hari ini bisa memberikan dampak positif, yaitu mempermudah masyarakat untuk melaksanakan pengujian,” katanya.
Dengan menghilangkan potensi adanya pemalsuan dan meningkatkan minat kedisiplinan para pengelola jasa angkutan, Oded berharap BLU-E ini bisa meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
"Dari retribusi pajak berdampak pada PAD kita lebih besar, sehingga mudah-mudahan bisa dikembalikan kepada masyarakat untuk pembangunan,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Ricky Gustiadi mengatakan penerapan konsep BLU-E ini dapat menghilangkan praktik percaloan yang kerap ditemukan pada pelayanan buku uji KIR.
"Hasilnya lebih mudah dan lebih cepat diterima konsumen. Bisa datang langsung ke loket atau pakai aplikasi,” kata Ricky.
Baca juga: Dishub Garut berlakukan uji KIR elektronik untuk hindari pemalsuan
Baca juga: Pungli uji kir kendaraan masih terjadi di Dishub Karawang
Baca juga: Angkutan "online" di Cianjur belum uji kir