New York (ANTARA) - Amerika Serikat memecahkan rekor harian infeksi baru virus corona pada Jumat (23/10) dengan mencatat 84.218 penderita baru saat kasus bermunculan hampir di setiap bagian negara itu, menurut penghitungan Reuters.
Lonjakan kasus terjadi kurang dari dua minggu sebelum pemilihan presiden pada 3 November dan melanda negara-negara bagian medan yang menjadi rebutan pilpres, seperti Ohio, Michigan, North Carolina, Pennsylvania dan Wisconsin.
Pada Kamis (22/10), Amerika Serikat melaporkan 76.195 kasus baru yang hampir mencapai rekor.
Rekor sebelumnya adalah 77.299 kasus baru pada 16 Juli. Pada saat itu, pasien awat inap untuk pasien COVID-19 mencapai 47.000 orang dan dua minggu kemudian kematian meningkat menjadi rata-rata 1.200 orang per hari.
Sekarang, pasien rawat inap tercatat lebih dari 41.000 dan kematian rata-rata hampir 800 per hari.
Enam belas negara bagian mencatat peningkatan tertinggi kasus baru dalam satu hari pada Jumat, sementara 11 negara bagian melaporkan rekor jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.
Pakar kesehatan belum menunjukkan alasan kenaikan tersebut, namun telah lama memperingatkan bahwa suhu yang lebih dingin, kelelahan warga dengan tindakan pencegahan COVID-19, dan siswa yang kembali ke sekolah dan perguruan tinggi, dapat mendorong penyebaran virus.
Amerika Serikat memiliki kasus corona terbanyak di dunia yaitu 8,5 juta penderita dan kematian terbanyak dengan 224.000 nyawa hilang.
Negara itu juga telah melaporkan selama seminggu terakhir rata-rata 60.000 kasus baru per hari, rata-rata tujuh hari tertinggi sejak awal Agustus.
Kawasan Midwest telah menjadi episentrum gelombang terbaru tetapi infeksi meningkat secara nasional.
Northeast melaporkan peningkatan 83 persen kasus dalam sebulan terakhir. Di wilayah itu, angka kasus baru telah berlipat ganda di Connecticut, New Hampshire, Rhode Island ,dan New Jersey dalam empat minggu terakhir dibandingkan dengan empat minggu sebelumnya, menurut analisis Reuters.
Negara-negara bagian di barat, termasuk Montana, New Mexico, dan Wyoming, telah melaporkan peningkatan 200 persen kasus dalam empat minggu terakhir jika dibandingkan dengan empat minggu sebelumnya.
Baca juga: WHO: Eropa dan Amerika Utara harus belajar dari Asia kendalikan COVID-19
Baca juga: Sekjen PBB sebut dunia gagal hadapi ujian pandemi COVID-19
Sumber: Reuters