Chicago (ANTARA) - Emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut didukung harapan kebijakan moneter dovish ketika Federal Reserve AS memulai pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 2,5 dolar AS atau 0,13 persen menjadi ditutup pada 1.966,2 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (14/9/2020), emas berjangka terangkat 15,8 dolar AS atau 0,81 persen menjadi 1.963,70 dolar AS.
Emas berjangka jatuh 16,4 dolar AS atau 0,83 persen menjadi 1.947,90 dolar AS pada Jumat lalu (11/9/2020), setelah naik 9,4 dolar AS atau 0,48 persen menjadi 1.964,30 dolar AS pada Kamis (10/9/2020), dan menguat 11,7 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.954,9 dolar AS pada Rabu (9/9/2020).
Pertemuan dua hari FOMC yang dimulai pada Selasa (15/9/2020) akan menjadi yang terakhir sebelum pemilihan Amerika Serikat. Investor mencermati pengumuman Federal Reserve pada Rabu waktu setempat setelah pertemuan berakhir.
Pasar memperkirakan pernyataan dovish dari Fed, yang akan menyebabkan ekspektasi peningkatan inflasi dan dengan demikian harga emas karena pedagang sering menggunakan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
"Pernyataan dovish dari pertemuan Fed dan penjelasan lebih lanjut tentang target inflasi baru mereka dapat mendorong emas di atas 2.000 dolar AS," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, seperti dikutip oleh Reuters.
Angka ekonomi yang dirilis pada Selasa (15/9/2020) beragam untuk emas. Sebuah laporan yang dirilis oleh Federal Reserve menunjukkan bahwa indeks produksi industri naik 0,4 persen pada Agustus, sedikit lebih buruk dari yang diharapkan dan lebih buruk dari angka bulan sebelumnya.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Federal Reserve New York menunjukkan bahwa Empire State Index meningkat 13,3 poin menjadi 17 pada September, lebih baik dari yang diperkirakan.
Investor juga mempertimbangkan tingkat kemiskinan dan yang tidak diasuransikan untuk asuransi kesehatan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Selasa (15/9/2020) yang menunjukkan tingkat kemiskinan turun menjadi 11,7 persen dan tingkat yang tidak diasuransikan turun menjadi 8,0 persen pada 2019.
“Ada lebih banyak optimisme karena investor berpikir bahwa suku bunga rendah yang kami miliki dapat berlanjut selama tiga tahun lebih ke depan; itu sangat bullish untuk emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 10,9 sen atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 27,464 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 23,5 dolar AS atau 2,45 persen menjadi ditutup pada 982,2 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga emas Antam naik jadi Rp1.037.000/gram
Baca juga: Harga emas naik ditopang pelemahan dolar, harapan kebijakan "dovish" Fed
Baca juga: Harga emas jatuh karena ambil untung dan kurangnya stimulus lebih lanjut
Harga emas berjangka naik lagi 2,5 dolar AS saat pertemuan Fed dimulai
Rabu, 16 September 2020 8:25 WIB