Jakarta (ANTARA) - Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyebutkan geopolitik dan kemenangan Donald Trump mempengaruhi fluktuasi dan penurunan tajam harga emas.
Harga emas dipengaruhi oleh tensi geopolitik di Timur Tengah dan Eropa. Selain itu, Trump yang belum resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, namun telah memberi ancaman akan memberikan tarif impor yang besar terhadap beberapa negara, juga mempengaruhi penurunan harga emas.
"Ini cukup menarik sebenarnya, kebijakan-kebijakan Trump ini membuat dolar langsung melonjak tinggi. Naiknya indeks dolar ini, mempengaruhi pelemahan harga emas dunia," ujar Ibrahim dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ibrahim mengatakan, secara teknikal ada kemungkinan harga emas dunia akan menyentuh angka 2.525 dolar AS per troy ounce (1 troy ounce sama dengan 31,1 gram) atau setara Rp1.292.000 per gram (berdasarkan kurs dolar AS saat ini).
Lebih lanjut, penurunan harga ini tidak hanya dialami pada komoditas emas. Ibrahim mengatakan, hal yang sama juga terjadi pada aset kripto.
"Seandainya terjadi gencatan senjata baik di Timur Tengah maupun di Eropa, kemungkinan besar seperti emas, kemudian kripto ini pun juga akan berguguran, sepertinya spekulator itu akan keluar semua, sehingga harga emas dunia, harga kripto pun juga akan jatuh lebih dalam lagi," kata Ibrahim.
Ibrahim mengatakan belum bisa memastikan sampai kapan harga emas mengalami fluktuasi. Menurutnya, hal ini akan dipengaruhi oleh arah kebijakan-kebijakan geopolitik dan juga Donald Trump.
Diketahui, harga emas Antam yang dipantau dari laman Logam Mulia pada Selasa (26/11) pagi merosot Rp40.000, sehingga harga emas per gram kini menjadi Rp1.499.000 per gram.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Geopolitik dan kebijakan Donald Trump pengaruhi penurunan harga emas